> >

Pejuang Mariupol di Tangan Rusia, Ukraina Harapkan Pertukaran Tawanan

Krisis rusia ukraina | 18 Mei 2022, 00:29 WIB
Pasukan Ukraina yang mempertahankan Mariupol mendapatkan perawatan dari militer Rusia selama evakuasi dari kompleks pabrik baja Azovstal, Senin (16/5/2022). (Sumber: Biro Pers Kementerian Pertahanan Rusia via Associated Press)

KIEV, KOMPAS.TV - Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Anna Malyar berharap pasukan pertahanan Mariupol yang kini ditahan Rusia bisa dipulangkan melalui pertukaran tawanan. Hal tersebut disampaikan Malyar, Selasa (17/5/2022) kemarin.

Pasukan pertahanan Mariupol, berhari-hari terkepung di kompleks pabrik baja Azovstal, menyerah kepada Rusia pada Senin (16/5) lalu.

Pasukan Ukraina yang sebagian terluka parah kemudian dibawa ke teritori separatis Republik Rakyat Donetsk (DPR).

Menurut keterangan Kiev, terdapat 264 serdadu yang dibawa ke teritori separatis. Mereka adalah anasir pasukan yang mempertahankan Mariupol dari gempuran berat Rusia selama lebih dari 80 hari.

Baca Juga: Pertempuran Mariupol Berakhir, Ratusan Kombatan Ukraina di Azovstal Dievakuasi

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memuji mereka sebagai “pahlawan Ukraina.” Ia pun mengaku Kiev telah memulai operasi untuk memulangkan mereka.

Akan tetapi, wacana pemulangan penjaga Mariupol ini tak disambut baik oleh pihak Rusia.

Sebelumnya, Ketua Duma (DPR-nya Rusia) Vyacheslav Volodin menyatakan secara terbuka bahwa pasukan pertahanan Mariupol tidak boleh dipulangkan melalui pertukaran tawanan.

Volodin menyebut para penjaga Mariupol sebagai “penjahat perang” dan Moskow harus “melakukan apa pun untuk mengadili mereka.”

Salah satu elemen pasukan yang terkepung di Azovstal adalah Resimen Azov, eks kelompok milisi neo-Nazi yang kini diprofesionalisasi dan menjadi bagian Garda Nasional Ukraina.

Resimen Azov, berbasis di Mariupol, adalah salah satu elemen yang dirujuk Rusia dalam tuduhan mereka bahwa Ukraina dikuasai neo-Nazi.

Baca Juga: Ini Penampakan Alat Militer Rusia yang Hancur Berserakan di Ukraina


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU