> >

Janet Yellen Sebut AS Tidak Bisa Sita Aset Bank Sentral Rusia yang Dibekukan, Ini Sebabnya

Krisis rusia ukraina | 19 Mei 2022, 10:08 WIB
Menteri Keuangan AS Janet Yellen menjawab pertanyaan tentang keadaan AS saat ini dan masa depan serta ekonomi global di Dewan Atlantik di Washington, AS, 13 April 2022. (Sumber: Kompas.tv/Antara)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan, Amerika Serikat tidak punya kekuatan hukum untuk menyita aset Bank Sentral Rusia. Pernyataan Yellen itu merespons anjuran beberapa pejabat Eropa, yang mengatakan agar Uni Eropa, Amerika Serikat dan sekutu lainnya menyita aset mata yang asing sebesar 300 miliar dolar AS milik Bank Sentral Rusia.

Aset tersebut berada di luar Rusia dan dibekukan karena sanksi, namun tetap di bawah kepemilikan Rusia.

"Sementara kami mulai melihat ini, sekarang tidak legal di Amerika Serikat bagi pemerintah untuk menyita aset-aset itu. Itu bukan sesuatu yang diizinkan secara hukum di Amerika Serikat," kata Yellen seperti dikutip dari Antara, Kamis (19/5/2022).

Yellen menyampaikan, Amerika Serikat akan berbicara dengan negara-negara lain untuk menentukan cara agar Rusia membayar biaya pembangunan yang terdampak perang.

Baca Juga: Fantastis! Rusia Keluarkan Rp4,8 Triliun per Hari selama Perang di Ukraina

Bank Dunia memperkirakan, Ukraina mengalami kerugian materiil senilai 4 miliar dollar AS akibat perang.

“Saya pikir sangat wajar mengingat kehancuran besar di Ukraina, dan biaya pembangunan kembali yang besar yang akan mereka hadapi, bahwa kami akan meminta Rusia untuk membantu membayar setidaknya sebagian dari harga yang akan dikenakan,” tutur Yellen.

Ukraina sendiri saat ini kesulitan untuk membiayai perang dan menjalankan negara, yang membutuhkan dana 5 miliar dollar AS per bulan. Yellen pun meminta negara-negara sekutunya untuk meningkatkan dukungan keuangan mereka.

Sedangkan seorang pejabat pemerintah Jerman menyebut, pihak menjanjikan 15 miliar dolar AS bantuan anggaran baru Ukraina.

Baca Juga: Rusia Kini Jadi Pemasok Minyak Terbesar ke-4 untuk India, Kalahkan AS

Selain itu, Yellen menyampaikan AS tidak akan memperpanjang izin khusus yang diberikan kepada Rusia, yang memungkinkan negara itu membayar kepada pemegang obligasi AS. Izin tersebut akan berakhir pada 25 Mei.

Rusia memiliki utang dalam bentuk obligasi internasional sebesar 40 miliar dollar AS. Sejauh ini, merek terhindar dari gagal bayar karena mendapat izin sementara dari Departemen Keuangan AS.

Yaitu berupa pengecualian yang memungkinkan bank menerima pembayaran dalam mata uang dolar dari kementerian keuangan Rusia meskipun ada sanksi yang melumpuhkan terhadap Rusia.

Dengan pencabutan izin, dapat mengakibatkan kegagalan teknis jika Rusia kemudian mencoba membayar dalam rubel. Sebab dalam perjanjian obligasi, utang akan dibayar dalam dollar AS.

Baca Juga: NATO Bilang Finlandia dan Swedia Sudah Mendaftar untuk Bergabung, Imbas Invasi Rusia ke Ukraina?

"Belum ada keputusan akhir tentang itu, tapi saya pikir tidak mungkin itu akan berlanjut," ucap Yellen.

"Jika Rusia tidak dapat menemukan cara untuk melakukan pembayaran ini, dan mereka secara teknis gagal membayar utang mereka, saya tidak berpikir itu benar-benar mewakili perubahan signifikan dalam situasi Rusia. Mereka sudah terputus dari pasar modal global," ujarnya. 

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU