> >

Keluarga Pelaku Penembakan Massal di Texas Buka Suara, Ibunya Mohon Maaf tetapi Bela Anaknya

Kompas dunia | 28 Mei 2022, 22:53 WIB
Aparat penegak hukum berjalan di luar SMA Uvalde setelah penembakan dilaporkan di Sekolah Dasar Robb, Selasa (24/5/2022), di Uvalde, Texas. (Sumber: William Luther/The San Antonio Express-News via AP)

TEXAS, KOMPAS.TV – Beberapa hari setelah Salvador Ramos putranya menyerbu sekolah dasar di Texas, Amerika Serikat (AS) dan membunuh 21 orang, Adriana Martinez memohon pengampunan. Namun dia meyakini, mendiang putranya punya alasan sendiri dan meminta orang-orang untuk tidak menghakiminya.

“Maafkan saya, maafkan putra saya. Saya tahu dia punya alasan sendiri melakukan yang dia telah lakukan. Tolong jangan hakimi dia. Saya hanya ingin anak-anak tak berdosa yang meninggal, memaafkan saya,” tutur Martinez dengan air mata berlinang dalam wawancara dengan Televisa, Jumat (27/5/2022) waktu setempat.

Saat ditanya tentang alasan putranya melakukan penembakan massal itu, Martinez pun menjawab masih dengan linangan air mata. 

Baca Juga: Pelaku Penembakan yang Tewaskan 19 Anak SD di Texas Ternyata Ingin Siarkan Aksinya di Media Sosial

“Untuk lebih dekat pada anak-anak itu ketimbang memperhatikan hal-hal buruk lain. Saya tak punya kata-kata. Saya tak tahu,” katanya seperti dikutip dari The Guardian.

Sementara dalam wawancara terpisah dengan Daily Beast, ayah Salvador Ramos yang bernama sama dengan putranya, pula meminta maaf. 

“Saya hanya ingin orang-orang tahu bahwa saya menyesalkan perbuatan putra saya. Saya tak pernah mengira putra saya melakukan hal seperti itu. Dia seharusnya membunuh saya saja ketimbang melakukan hal seperti itu ke orang lain,” ujarnya.

Baca Juga: Polisi Akui Salah Ambil Keputusan dalam Penembakan yang Tewaskan 19 Anak SD di Texas

Ayah Ramos yang berusia 42 tahun tengah bekerja saat putranya menyerbu masuk SD Robb pada Selasa (24/5) pagi. Saat ibunya meneleponnya dan mengabarkan yang terjadi, hal pertama yang ia lakukan adalah menelepon penjara setempat untuk mencari tahu apakah putranya ada di sana. 

Namun, ia kemudian menyadari bahwa ada peristiwa pertumpahan darah yang melibatkan putranya. Salvador Ramos ditembak mati di tempat oleh polisi pada hari itu juga.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Guardian


TERBARU