> >

Ketika Shanghai Mulai Longgarkan Pembatasan usai Lockdown Ketat 2 Bulan yang Bikin Gila Warganya

Kompas dunia | 1 Juni 2022, 17:29 WIB
Warga Shanghai berolahraga di area Bund pada Rabu (1/6/2022) selepas pemerintah melonggarkan kebijakan lockdown. (Sumber: AP)

SHANGHAI, KOMPAS.TV - Sejak Rabu (1/6/2022) pagi, warga Shanghai berdatangan mengunjungi Bund, kawasan wisata perairan di tengah kota yang dulunya bekas dermaga.

Masyarakat diperbolehkan keluar selepas dilonggarkannya kebijakan lockdown ketat.

Dua bulan lalu, kasus Covid-19 meledak di kota terbesar di China ini dengan rekor 20.000 kasus harian. Ledakan wabah itu berimbas pada dikurungnya kembali jutaan orang di rumah masing-masing.

Ekonomi nasional menurun, sementara penegakan aturan yang kejam memicu protes daring, sesuatu yang jarang terjadi di negara otoriter ini.

Memasuki Juni, pemerintah memperbolehkan masyarakat keluar, hanya untuk menyantap makan dan minum, kendati masih dalam pengawasan polisi yang bertugas mencegah kerumunan massal.

Otoritas kesehatan melaporkan hanya ada 15 kasus positif per Rabu (1/6), membuat pemerintah juga menyatakan bakal memulai kembali layanan kereta bawah tanah dan bus secara bertahap. 

Cao Yoe, pekerja di sektor transportasi, menyatakan kebahagiaannya atas situasi terbaru itu.

"Banyak orang di sekitarku bahagia di jalanan," kata Cao.

Baginya, pengalaman lockdown dua bulan terakhir adalah hal menyedihkan. Kebijakan itu menghantam pekerja di sektor transportasi yang hidup dari mobilitas masyarakat.

"Pada awal lockdown, saya merasa sedih karena tidak tahu harus berbuat apa, sulit untuk membeli makanan di awal," terangnya. 

"Cukup menyedihkan dikurung di rumah dan melihat seluruh Shanghai terkunci," lanjut Cao.

Baca Juga: Tak Mau Ketahuan Berdebat di depan Paspampres AS, Joe dan Jill Biden Lakukan Fexting, Apa Itu?

Orang lain yang mengunjungi Bund, Lu Kexin, mengaku gila ketika terkurung di rumah. Ia masih pelajar dan terakhir kali mendatangi Bund pada Maret lalu, sebelum akhirnya dibuka kembali awal bulan ini.

"Saya sangat senang, sangat bahagia, sepanjang jalan, terlalu bahagia," ungkap Kexin.

Pemerintah dikabarkan segera membuka kembali sekolah-sekolah, pusat perbelanjaan dan toko kelontong serta toko obat, kendati dengan catatan hanya beroperasi dengan 75 persen kapasitas normal.

Namun, bioskop dan pusat-pusat kebugaran tetap ditutup. Beberapa pasar dan mal dilaporkan sudah berkegiatan, sementara penduduk mulai datang ke kantor dengan sistem hybrid.

Ketika negara-negara lain mulai membuka diri, China masih menerapkan prinsip "nol-Covid" dengan kebijakan lockdown, tes massal, serta isolasi.

Kebijakan itu diberlakukan terhadap siapa pun yang terdeteksi membawa virus maupun berkontak dengan pasien positif.

Baca Juga: Analis: Harga Minyak Tinggi, Embargo Energi Rusia dari Uni Eropa Bisa Jadi Bumerang

 

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU