Agen Rusia yang Racuni Musuh Putin Alexander Litvinenko di London Tewas karena Covid-19
Kompas dunia | 5 Juni 2022, 12:41 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Agen Rusia yang meracuni Alexander Litvinenko, musuh Presiden Vladimir Putin di London pada 2006, dilaporkan tewas karena Covid-19.
Dmitry Kovtun, yang merupakan mantan agen Badan Keamanan Rusia (FSB), dituduh sebagai pelaku pembunuhan Litvinenko dengan menggunakan racun Polonium-210.
Kematian Kovtun tersebut meningkatkan spekulasi bahwa ia juga meracuni dirinya sendiri ketika membubuhkan racun itu ke Litvinenko di sebuah hotel di London, Inggris.
Mantan agen operasi FSB lainnya, Andrei Lugovoy, yang dituduh ikut terlibat dalam pembunuhan Litvinenko, mengonfirmasi kematian Kovtun.
Baca Juga: Pacar Putin Kena Getah Serangan Rusia ke Ukraina, Ikut Dijatuhi Sanksi Uni Eropa
“Kami mengungkapkan berita sedih bahwa rekan dekat saya yang loyal, Dmitry Kobton telah meninggal mendadak sebagai hasil atas penyakit serius yang berhubungan dengan infeksi virus Corona,” tuturnya dikutip dari The Sun.
“Tidurlah dengan damai, kawanku tersayang! Kami tak akan melupakanmu,” tambah Lugovoy, 55 tahun, yang juga anggota parlemen Rusia.
Kantor berita Rusia, TASS, juga mengonfirmasikan kematian Kovtun.
Keduanya selalu membantah telah terlibat dalam pembunuhan Litvinenko dengan racun.
Namun, Inggris menuduh bahwa pembunuhan tersebut diperintahkan oleh Putin atau lingkaran terdalamnya.
Jejak agen radioaktif yang digunakan untuk meracuni Litvinenko tertinggal di kursi pesawat.
Hal itu pun membuat petunjuk mengarah ke Moskow dan Jerman, tempat Kovtun bertugas saat itu.
Baca Juga: Menlu Ukraina Ngambek Gara-Gara Macron Bilang Jangan Permalukan Putin atas Invasi Rusia
Keduanya pun menjadi subjek untuk dijatuhi hukuman, tetapi Rusia selalu menolak permintaan ekstradisi mereka untuk diadili di Inggris.
Litvinenko sendiri merupakan pengkritik Putin yang membelot ke Inggris.
Ia juga mantan agen FSB yang memiliki spesialisasi menghadapi kejahatan terorganisir.
Litvinenko sempat mengungkapkan, Rusia di tangan Putin menjadi sebuah negara mafia.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The Sun