> >

8 Poin Pernyataan MUI usai Dua Politikus India Dianggap Merendahkan Nabi Muhammad

Kompas dunia | 7 Juni 2022, 15:43 WIB
Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI minta agar Pemerintah Indonesia bikin hubungan bilateral terkait agama antara RI-India, Selasa (7/6/2022), usai pernyataan dua politikus India yang dianggap menghina Nabi Muhammad. (Sumber: lazismu)

JAKARTA, KOMPAS.TV –  Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan pernyataan politikus partai Bharatiya Janata Party (BJP) India Nupur Sharma yang menghina Nabi Muhammad dalam sebuah debat di stasiun TV setempat.

MUI pun membuat delapan pernyataan sikap MUI terhadap peristiwa itu dan apa yang harus dilakukan oleh umat Islam.

Hal itu diungkap oleh Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Prof Sudarnoto Abdul Hakim. Ia mengusulkan agar pemerintah Indonesia mengadakan dialog bilateral dengan India usai pernyataan dua politisi India itu dianggap merendahkan Nabi.

“MUI menyesalkan pernyataan Juru Bicara BJP yang menghina Nabi Muhammad SAW dalam debat di televisi India terkait kisruh antara Masjid Gyanvapi yang bersebelahan dengan kuil Kashi Vishnawanth dalam satu situs yang sama di Varanasi, India,” ujar Sudarnoto dalam keterangannya, Selasa (7/6/2022). 

Selain itu, MUI meminta pemerintah RI agar melakukan dialog antarnegara guna tidak terjadinya hal serupa di kemudian hari. 

"MUI menyerukan kepada Pemerintah RI untuk mengusulkan dialog bilateral lintas agama RI-India guna moderasi kelompok agama di kedua pihak. MUI siap berpartisipasi pada dialog bilateral lintas agama tersebut," tambahnya. 

Baca Juga: Jubir Kemenlu: Indonesia Kutuk Pernyataan Dua Politikus India yang Merendahkan Nabi

Berikut ini merupakan delapan sikap MUI terkait pernyataan dua politus India dari Dua Janata Party (BJP) India Nupur Sharma dalam sebuah debat di televisi:

  1. MUI menyesalkan pernyataan Juru Bicara BJP yang menghina Nabi Muhammad SAW dalam debat di televisi India terkait kisruh antara Masjid Gyanvapi yang bersebelahan dengan kuil Kashi Vishnawanth dalam satu situs yang sama di Varanasi, India. Seharusnya, Juru Bicara BJP berfokus pada bagaimana menyelesaikan agar kisruh tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan aturan di India dan tidak membawa konflik tersebut pada kebencian terhadap Islam yang menyebabkan protes secara global, khususnya di dunia Islam. 
  2.  MUI berpandangan bahwa pernyataan Juru Bicara BJP tersebut tidak bertanggungjawab, tidak sensitif, tidak terpuji, menimbulkan ketidaknyamanan, dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia yang sangat menghormati kedudukan Nabi Muhammad SAW.
  3. MUI berpandangan bahwa tindakan tersebut berlawanan dengan semangat untuk menciptakan harmoni antaragama, dan berlawanan dengan Resolusi PBB tentang Memerangi Islamophobia (Maret 2022). Oleh karena itu, MUI mengajak Pemerintah dan warga India untuk menghormati dan melaksanakan Resolusi PBB tentang Memerangi Islamophobia dan tidak menjadi bagian dari Islamophobia serta tidak melindungi pelaku Islamophobia.
  4.  MUI menyampaikan apresiasi kepada pimpinan Partai BJP yang telah merespons protes umat Islam dan sejumlah negara Islam dengan memberi sanksi kepada juru bicara Partai BJP yg telah menghina Rasulullah SAW tersebut.
  5. MUI mengharapkan Partai BJP meningkatkan upaya moderasi kepada para pimpinan dan anggotanya sehingga penghinaan kepada Islam dan agama lain tak terjadi lagi.
  6. MUI menyampaikan terima kasih kepada Kemlu RI yang telah memanggil Dubes India di Jakarta untuk menyampaikan protes atas penghinaan Nabi Muhammad SAW oleh Jubir BJP.
  7. MUI menyerukan kepada Pemerintah RI untuk mengusulkan dialog bilateral lintas agama RI-India guna moderasi kelompok agama di kedua pihak. MUI siap berpartisipasi pada dialog bilateral lintas agama tersebut.
  8. MUI mengajak masyarakat internasional untuk menghormati Resolusi PBB tentang Memerangi Islamophobia dan mendorong untuk ditingkatkannya dialog antaragama (interfaith dialogue) maupun dialog antar peradaban (dialog among civilizations) untuk meningkatkan saling pemahaman (mutual understanding), saling menghormati (mutual respect) dan saling bertoleransi (mutual tolerance).

Guru Besar UIN Jakarta itu lantas menegaskan, sikap MUI sebagai bentuk tanggung jawab ulama terhadap terciptanya suasana kehidupan masyarakat dunia yang damai, harmonis dan saling menghormati.

"Sikap ini merupakan bagian dari tugas MUI sebagai pelindung umat sekaligus berfokus pada penyebaran dakwah Islam yang rahmatan lil 'alamin," tutupnya. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU