> >

200 Tentaranya Mati Setiap Hari, Ukraina Menjerit dan Minta Tambahan Senjata ke Barat

Krisis rusia ukraina | 10 Juni 2022, 22:31 WIB
Seorang tentara Ukraina memegang radio selama pertempuran sengit di garis depan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina, Rabu (8/6/2022). Hingga 200 tentara Ukraina mati saban hari dalam serangan Rusia, kata penasihat presiden Ukraina, dan hanya tambahan persenjataan Barat yang bisa membalik keadaan itu. (Sumber: AP Photo/Oleksandr Ratushniak)

Sievierodonetsk berada di kantong terakhir wilayah Luhansk yang belum diklaim oleh Rusia.

Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan kepada The Associated Press bahwa pasukan Ukraina mempertahankan kendali atas zona industri di tepi kota dan beberapa bagian lainnya, dan pertempuran blok demi blok yang melelahkan terus berlanjut.

Zelenskyy mengatakan Kamis malam, sementara situasi di Donbas statis, pasukan Ukraina membuat beberapa kemajuan di wilayah Zaporizhzhia di selatan, di mana pasukan Ukraina mampu “merusak rencana penjajah.” Dia tidak memberikan rincian spesifik.

Pemerintah Inggris mengatakan Rusia harus bertanggung jawab atas "pengadilan palsu" dua warga Inggris dan seorang Maroko yang dijatuhi hukuman mati karena berperang melawan pasukan Rusia di Ukraina.

Warga Inggris Aiden Aslin dan Shaun Pinner dan warga Maroko Brahim Saadoun dihukum oleh pengadilan yang dijalankan oleh otoritas separatis pro-Moskow di Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri, yang baru diakui Rusia dan beberapa negara.

Otoritas separatis berpendapat orang-orang itu adalah "tentara bayaran" yang tidak berhak atas hak perlindungan yang diberikan kepada tawanan perang.

Keluarga Aslin dan Pinner mengatakan kedua pria itu adalah anggota militer Ukraina yang sudah lama menjabat. Ayah Saadoun mengatakan kepada surat kabar online Maroko, putranya bukan tentara bayaran dan dia memegang kewarganegaraan Ukraina.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU