> >

Israel Sebut Indonesia dan Arab Saudi Jadi Target Utama Normalisasi Hubungan Diplomatik

Kompas dunia | 15 Juni 2022, 21:05 WIB
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid saat menghadiri rapat kabinet di Yerusalem, 15 Mei 2022. Lapid menyebut Israel ingin menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia dan negara-negara Arab yang memiliki populasi mayoritas muslim. (Sumber: Abir Sultan/Pool European Pressphoto Agency via AP)

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengaku ingin menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia dan negara-negara Arab yang memiliki populasi mayoritas muslim. Tel Aviv hendak menjalin hubungan dengan negara-negara tersebut melalui mekanisme Perjanjian Abraham.

Perjanjian Abraham merupakan kesepakatan normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara mayoritas muslim. 

Perjanjian yang dijembatani Amerika Serikat (AS) ini awalnya mengikat hubungan diplomatik Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain pada September 2020. Kemudian, normalisasi hubungan dengan Sudan dan Maroko menyusul.

Lapid mengaku pihaknya hendak memperluas Perjanjian Abraham dan merangkul negara-negara lain. Arab Saudi dan Indonesia adalah dua target utama untuk normalisasi hubungan diplomatik.

“Tentu saja kami bekerja untuk memperluas Perjanjian Abraham. Saya tidak pernah menyembunyikan fakta bahwa terdapat daftar negara-negara target,” kata Lapid di Yerusalem sebagaimana dikutip Associated Press, Rabu (15/6/2022).

“Arab Saudi adalah yang pertama di antaranya, juga Indonesia, juga negara-negara lain. Ini adalah negara-negara yang ingin dirangkul Israel dengan perjanjian damai,” lanjutnya.

Baca Juga: Setelah UEA, Bahrain, dan Maroko, Israel Bidik Indonesia dan Arab Saudi untuk Normalisasi Hubungan

Indonesia dan Israel sendiri tidak memiliki hubungan diplomatik secara resmi. Posisi Indonesia selalu menolak mengakui Israel selama Palestina belum merdeka.

Akan tetapi, pemerintahan kedua negara dilaporkan tetap berhubungan dalam sejumlah sektor dan bahkan terlibat kerja sama. Pada 2008 lalu, Indonesia menjalin kerja sama di bidang medis senilai 200.000 dolar AS dengan Israel.

Pada Januari lalu, media Israel mengabarkan bahwa delegasi Indonesia berkunjung ke Israel untuk belajar penanganan Covid-19. Waktu itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengaku tidak tahu-menahu soal isu kunjungan tersebut.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI membantah kabar bahwa delegasinya berkunjung ke Israel. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen Suharyanto juga mengaku tidak berkunjung ke Israel.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sendiri telah menyatakan bahwa Indonesia hingga kini tak berniat membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Lebih lanjut, ia menegaskan Indonesia tetap memberikan dukungan besar untuk kemerdekaan Palestina.

Di lain sisi, mengenai wacana normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi, Lapid menyatakan bahwa pihaknya ingin memanfaatkan kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Timur Tengah untuk memperkuat upaya tersebut.

Biden rencananya akan mengunjungi Israel, Tepi Barat, dan Arab Saudi pada Juli mendatang.

“Orang-orang mengerti bahwa semua pihak melihat ke Arab Saudi belakangan ini untuk sejumlah alasan. Dan fakta bahwa Presiden (Joe Biden) akan terbang langsung dari sini ke Arab Saudi mungkin menandakan ada keterkaitan antara kunjungan itu dengan upaya meningkatkan hubungan (diplomatik) di kawasan (Timur Tengah),” kata Lapid.

Baca Juga: Berharap Bangsa Palestina ‘Lenyap’, Wakil Menteri Agama Israel Dikecam


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU