> >

Terungkap! Jurnalis Inggris yang Sempat Hilang di Hutan Amazon Tewas Ditembak

Kompas dunia | 19 Juni 2022, 11:06 WIB
Jurnalis Inggris, Dom Phillips dan Bruno Pereira yang sempat hilang di Hutan Amazon telah dipastikan tewas karena ditembak. (Sumber: AP Photo/Eraldo Peres)

AMAZON, KOMPAS.TV - Kepolisian Brasil mengungkapkan jurnalis Inggris, Dom Phillips yang sempat hilang di Hutan Amazon ternyata tewas ditembak.

Pada Sabtu (18/6/2022), mereka mengungkapkan senjata yang digunakan untuk menembaknya adalah senapan berburu.

Phillips dan ahli suku pribumi sekaligus pemandunya, Bruno Pereira dilaporkan menghilang sejak 5 Juni lalu saat melakukan perjalanan ke Lembah Ulvare.

Selang 10 hari kemudian jasad manusia ditemukan setelah seorang tersangka mengaku telah mengubur jasad mereka.

Baca Juga: Joe Biden Jatuh dari Sepeda saat Sapa Warga AS, Tunjukkan Dirinya Baik-Baik Saja dengan Cara Unik

Dikabarkan ABC News, berdasarkan laporan autopsi ditemukan bahwa Phillips tewas ditembak di dadanya, sedangkan Perreira ditembak di kepala.

Hasil dari autopsy tersebut juga mengindikasikan senjata yang digunakan adalah senapan dengan amunisi tipe untuk berburu.

Tersangka pertama merupakan nelayan bernama Amarildo da Costa de Oliveira, yang ditangkap pertama pada pekan ini.

Saudaranya, Oseney Da Costa, juga ditangkap meski ia membantah terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Sedangkan tersangka ketiga, Jeferson da Silva Lima, atau juga dikenal sebagai Pelado da Dinha, menyerahkan diri ke kepolisian kota Atalaia do Norte pada Sabtu.

Phillips, 57 tahun, telah tinggal di Brasil selama lebih dari 10 tahun, dan merupakan kontributor dari The Guardian.

Ia dilaporkan berada di area hutan Amazon saat melakukan penelitian untuk membuat buku.

Sementara itu, Pereira, 41 tahun, yang tengah cuti dari posisinya di Badan Pemerintahan Masalah Pribumi Funai, adalah seorang ahli dari suku pribumi yang terisolasi di Amazon.

Baca Juga: Brasil Akhirnya Konfirmasi Jasad yang Ditemukan di Hutan Amazon adalah Jurnalis Inggris yang Hilang

Menurut kelompok Hak Asasi Manusia suku pribumi, Pereira menerima ancaman kematian dengan melakukan perjalanan ini.

Area tempat mereka bepergian diketahui sebagai tempat untuk pemancingan ilegal, penambangan ilegal, pemotongan kayu ilegal dan aktivitas perdagangan narkoba.

Wilayah itu juga dikenal karena berbagai konflik kekerasan antara berbagai kelompok kriminal, agen pemerintah dan suku pribumi.

Konflik-konflik itulah yang didokumentasikan Phillips dan Perreira.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : ABC News


TERBARU