> >

Jokowi Bahas Perang Rusia-Ukraina dengan Presiden UEA: Semangat Perdamaian Tak Boleh Luntur

Krisis rusia ukraina | 2 Juli 2022, 08:33 WIB
Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi (kiri) dan Presiden UEA Mohammed bin Zayed bertemu pada Jumat (1/7/2022) (Sumber: Twitter Mohammed bin Zayed)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut membahas perang Rusia-Ukraina ketika betemu dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Syaikh Muhammad bin Zayed bin Sultan Al-Nahyan di Abu Dhabi, Jumat (1/7/2022).

Kedua presiden bertukar pikiran mengenai perang yang masih berkecamuk tersebut.

“Terkait dengan isu global, Presiden (Jokowi) telah melakukan tukar pikiran mengenai situasi Ukraina, termasuk hasil kunjungan ke Kiev dan Moskow," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Retno menambahkan, Jokowi mengakui ke Presiden UEA bahwa situasi perang masih “sangat sulit.” Namun, Jokowi menekankan bahwa semangat perdamaian harus tetap dijaga.

Baca Juga: Betapa Lelahnya Jokowi: 29 Jam di Udara, 24 Jam di Kereta, Singgahi 5 Negara, Ini Rutenya

Jokowi juga disebut menyinggung ekspor pangan dan pupuk yang terjebak perang Rusia-Ukraina. Macetnya ekspor itu menimbulkan risiko krisis pangan di berbagai belahan dunia.

“Presiden kembali menekankan bahwa walaupun situasi masih sangat sulit, namun spirit perdamaian tidak boleh luntur. Presiden juga menekankan pentingnya semua pihak untuk berkontribusi agar rantai pasok pangan dan pupuk dapat segera dipulihkan,” sambung Retno.

Jokowi sendiri telah melawat ke Kiev, Ukraina dan Moskow, Rusia sebelum bertolak ke Abu Dhabi. Jokowi menemui langsung Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Vladimir Putin dengan mengemban “misi perdamaian.”

Usai bertamu ke Kremlin, Jokowi menyebut Putin siap menjamin keamanan ekspor puluhan juta ton gandum Ukraina yang terjebak perang. Namun, Putin memberi syarat agar Kiev menjinakkan ranjau yang ditebar di perairan terlebih dulu.

Sementara mengenai upaya perundingan damai, Jokowi menyebut Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun selain menyaksikan perang selesai.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU