> >

PM Boris Johnson Usai, Inilah Kandidat Pemimpin Kubu Konservatif dan Perdana Menteri Baru Inggris

Kompas dunia | 8 Juli 2022, 06:05 WIB
Sajid Javid, Rishi Sunak, dan PM Inggris Boris Johnson. (Sumber: AP Photo)

LONDON, KOMPAS.TV— Kontes kepemimpinan Partai Konservatif Inggris akan berlangsung dalam beberapa waktu mendatang, setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada Kamis (7/7/2022) bahwa ia mengundurkan diri sebagai pemimpin partai sekaligus perdana menteri.

Kendati demikian, Boris Johnson akan terus menjabat sebagai perdana menteri (PM) sampai seorang pengganti dipilih oleh anggota partai.

Berikut sekilas calon yang disebut bisa menggantikan Johnson sebagai pemimpin partai dan perdana menteri, seperti dilansir Associated Press, Kamis (7/7).

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Umumkan Lengser, Ini 5 Skandal yang Picu Kejatuhannya

Suella Braverman, salah satu kandidat pemimpin Partai Konservatif dan Perdana Menteri Inggris (Sumber: gov.uk)

Suella Braverman, Jaksa Agung

Braverman, seorang anggota parlemen dan pengacara yang menjadi jaksa agung Inggris tahun 2020.

Dia secara terbuka mengumumkan pada Rabu (6/7) bahwa dia akan berusaha untuk menjadi pemimpin Konservatif Inggris.

Perempuan berusia 42 tahun itu mengatakan saat wawancara televisi bahwa dia ingin mencalonkan diri sebagai perdana menteri karena dia dan keluarganya, yang tiba di Inggris sebagai imigran, "berutang terima kasih kepada negara ini".

Braverman tidak begitu dikenal di masyarakat. Pengumumannya, yang dibuat saat dia masih bertugas di pemerintahan Johnson, mengejutkan banyak orang.

Braverman adalah pendukung Johnson selama bertahun-tahun. Tetapi, ia mengatakan, sudah waktunya bagi Boris untuk hengkang.

Seorang pengkritik Uni Eropa dan pendukung Brexit, Braverman terpilih menjadi anggota parlemen pada 2015. Johnson menunjuknya sebagai jaksa agung pada Februari 2020.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Mengundurkan Diri, Jadwal Pemilihan PM Baru akan Diumumkan Pekan Depan

Rishi Sunak, mantan menteri keuangan yang jadi kandidat kuat memimpin Partai Konservatif Inggris. (Sumber: AP Photo)

Rishi Sunak, Mantan Menkeu

Sunak, calon pemimpin paling terkenal dari calon pemimpin Konservatif, mundur dari pemerintahan pada Selasa (5/7).

Dalam surat pengunduran diri yang memberatkan, dia menulis, "Masyarakat berhak mengharapkan pemerintahan dijalankan dengan baik, kompeten, dan serius."

"Saya percaya standar ini layak diperjuangkan, dan itulah mengapa saya mengundurkan diri," katanya.

Sunak, untuk sementara waktu, secara luas dianggap sebagai bintang yang sedang naik daun dan favorit para bandar taruhan untuk menggantikan Johnson.

Sunak, 42, menjadi menteri keuangan tahun 2020, pekerjaan yang tidak menyenangkan karena memimpin dan mengarahkan ekonomi yang merosot akibat pandemi virus corona.

Kebijakannya, termasuk membagikan miliaran pound untuk membantu bisnis dan pekerja, umumnya diterima dengan baik.

Tetapi, skandal "partygate" mengubah nasib itu.

Seperti Johnson, Sunak didenda polisi karena menghadiri pesta ulang tahun yang melanggar lockdown di Downing Street pada Juni 2020.

Dia juga mendapat kecaman keras karena lambat menanggapi krisis biaya hidup yang parah di Inggris.

Sunak juga menghadapi tekanan menyusul pengungkapan bahwa istrinya, Akshata Murthy, menghindari pembayaran pajak atas penghasilannya di luar negeri, dan bahwa mantan bankir investasi itu memegang kartu hijau (kartu warga negara) Amerika Serikat-nya saat menjabat di pemerintahan Inggris.

Lahir dari orang tua India yang pindah ke Inggris dari Afrika Timur, Sunak bersekolah di sekolah swasta eksklusif Winchester College dan belajar di Oxford.

Beberapa orang melihat pendidikan elitenya dan pengalaman bekerja untuk bank investasi Goldman Sachs dan instrumen investasi Hedge Fund sebagai beban. Lantaran, ini membuatnya tampak tidak membumi dengan pemilih biasa.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Resmi Umumkan Mundur, Kirim Pesan untuk Ukraina dalam Pidato

Nadhim Zahawi, menteri keuangan saat ini yang ikut bersaing jadi pemimpin Partai Konservatif dan PM Inggris. (Sumber: AP Photo)

Nadhim Zahawu, Menteri Keuangan

Johnson menunjuk Zahawi, 55, untuk memimpin Departemen Keuangan setelah pengunduran diri Sunak pada Selasa. Hampir dua hari kemudian, Zahawi bergabung dengan seruan publik agar Johnson berhenti.

Zahawi terkenal sebagai menteri vaksin selama pandemi. Salah satu pendiri firma riset pasar YouGov, Zahawi terpilih menjadi anggota parlemen pada 2010.

Ia lahir di Irak dari keluarga Kurdi dan datang ke Inggris sebagai seorang anak ketika orang tuanya melarikan diri dari Irak di bawah Saddam Hussein.

Surat kabar The Times melaporkan, Zahawi diam-diam bekerja dengan sekutu dekat ahli strategi pemilu Australia Lynton Crosby dalam kampanye kepemimpinan Konservatif.

Dia dipandang oleh beberapa orang sebagai pilihan yang aman jika kandidat lain terbukti memecah belah.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Bakal Mundur, Rusia: Kami Tak Saling Suka

Sajid Javid, mantan menteri kesehatan yang bersaing jadi pemimpin Partai Konservatif sekaligus PM Inggris. (Sumber: AP Photo)

Sajid Javid, Mantan Menkes

Javid, 52, juga mengundurkan diri hari Selasa, menyatakan "cukup sudah" dan bahwa "masalah dimulai dari atas."

Javid telah menjadi menteri kesehatan sejak Juni 2021, memimpin penanganan pandemi Covid-19.

Dia sebelumnya menjabat menteri keuangan, tetapi mengundurkan diri awal 2020 setelah berselisih dengan Johnson atas perintahnya untuk memecat para penasihatnya.

Bahwa Johnson membawanya kembali untuk menangani pandemi virus corona, mencerminkan reputasi kompetensi Javid.

Ayah empat anak, Javid pertama kali terpilih tahun 2010 dan telah memegang berbagai jabatan, termasuk sekretaris dalam negeri dan departemen bisnis, budaya, dan perumahan.

Dia mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan Konservatif 2019, tetapi tersingkir di putaran keempat dan kalah dari Johnson.

Putra imigran Pakistan, Javid menyebut dirinya sebagai alternatif orang biasa untuk saingannya yang berpendidikan sekolah swasta, meskipun ia memiliki karir yang menguntungkan di perbankan investasi sebelum politik.

Baca Juga: Mengejutkan, PM Inggris Boris Johnson Ungkap Bakal Mundur, Dilaporkan Minta Berkuasa hingga Oktober

Liz Truss, menlu Inggris saat ini yang bersaing jadi pemimpin partai konservatif dan PM Inggris (Sumber: AP Photo)

Liz Truss, Menteri Luar Negeri

Truss, 46, mengambil posisi Kabinet di bulan September setelah menjabat sebagai menteri perdagangan. Dia mendapatkan momentum di dalam partai sejak saat itu dan tidak merahasiakan ambisinya.

Sebagai kepala diplomat Inggris, Truss mendapat sambutan dingin dari rekannya dari Rusia, Sergey Lavrov, sebelum invasi Moskow ke Ukraina pada 24 Februari.

Dia juga negosiator utama Inggris dengan Uni Eropa mengenai isu-isu setelah keluarnya Inggris dari blok tersebut.

Setelah menjadi juru kampanye untuk Uni Eropa, Truss menjadi juara Brexit.

Perannya sebelumnya sebagai sekretaris perdagangan internasional membuatnya menandatangani kesepakatan pasca-Brexit dan menyalurkan ambisi Johnson untuk "Inggris Global."

Truss populer di kalangan Konservatif, yang melihat aura perdana menteri wanita pertama partai, Margaret Thatcher, sebagai politisi yang mencintai pasar bebas. Pendukungnya menciptakan slogan, "In Liz We Truss".

Baca Juga: Inggris Gempar 38 Menteri Mundur, tapi PM Inggris Boris Johnson Ngotot Bertahan

Ben Wallace, Menhan Inggris saat ini. (Sumber: AP Photo)

Ben Wallace, Menteri Pertahanan

Wallace menarik simpati pengagum karena bicara blak-blakan, terutama di antara anggota parlemen Konservatif yang mendesak Inggris untuk meningkatkan pengeluaran pertahanannya.

Seorang veteran tentara berusia 52 tahun, Wallace mengangkat profilnya sebagai suara kunci pemerintah dalam tanggapan Inggris terhadap perang Rusia di Ukraina.

Jeremy Hunt, salah satu kandidat yang bersaing jadi pemimpin partai konservatif dan PM Inggris (Sumber: AP Photo)

Jeremy Hunt, Mantan Menteri Kabinet

Hunt, mantan menteri kesehatan dan menteri luar negeri, melawan Johnson dalam pemilihan kepemimpinan 2019, menyebut dirinya sebagai kandidat yang lebih serius. Dia kalah banyak, dan dibuang dari Kabinet.

Hunt mengatakan dia tidak akan mendukung Johnson, memperingatkan bahwa mempertahankan dia dalam kekuasaan akan merusak peluang pemilihan umum partai.

Hunt secara luas diperkirakan akan mengajukan tawaran baru untuk kepemimpinan partai.

Pada bulan Januari, pria berusia 55 tahun itu dikutip mengatakan ambisinya untuk memimpin negara belum "sepenuhnya lenyap."

Hunt tetap menjadi anggota parlemen, dan menjaga dirinya di mata publik karena kritis di parlemen kepada menteri, sebagai kepala Komite Perawatan Kesehatan dan Sosial Parlemen.

Sebagai pengkritik penanganan pandemi pemerintah, ia mungkin menarik bagi mereka yang mencari perubahan dari Johnson. Meskipun, beberapa orang memandangnya tidak baik karena menerapkan kebijakan perawatan kesehatan yang tidak populer.

Baca Juga: Inggris Gempar 38 Menteri Mundur, tapi PM Inggris Boris Johnson Ngotot Bertahan

Tom Tugendhat, kandidat pemimpin Partai Konservatif dan perdana menteri Inggris. (Sumber: Guardian)

Tom Tugendhat, Ketua Komite Luar Negeri

Tugendhat, 48, adalah politisi non-Kabinet kubu Konservatif tanpa pengalaman menteri, dilaporkan disukai beberapa faksi di partai sebagai pilihan yang baik untuk memulai yang baru.

Penentang referendum Brexit 2016, mantan tentara itu menjadi kritikus Johnson yang tajam.

Dia juga termasuk di antara sekelompok Konservatif utama yang mendesak Inggris untuk mengambil sikap lebih keras terhadap China.

Penny Mordaunt, salah satu kandidat yang bersaing jadi pemimpin konservatif Inggris sekaligus Perdana Menteri (Sumber: AP Photo)

Penny Mordaunt, Menteri Perdagangan

Mordaunt, 49, muncul sebagai calon pesaing yang mengejutkan, dengan para pendukung mengatakan dia dapat membantu menyembuhkan perpecahan partai.

Mordaunt memainkan peran penting dalam kampanye pro-Brexit dan mendukung Hunt dalam kontes kepemimpinan 2019.

Dia dicopot sebagai menteri pertahanan ketika Johnson menjadi perdana menteri.

Mordaunt kembali ke pemerintahan sebagai menteri perdagangan internasional dan populer di kalangan anggota parlemen Konservatif.

Baca Juga: Kisah Haru Adam Muhammad Tunaikan Ibadah Haji, Jalan Kaki 6.500 km dari Inggris ke Tanah Suci Makkah

Michael Gove, salah satu kandidat pemimpin partai konservatif Inggris. (Sumber: Guardian)

Michael Gove, Menteri Penyetaraan

Gove, seorang petinju kelas berat, dipecat oleh Johnson pada Rabu, beberapa jam setelah dia dilaporkan mengatakan kepada perdana menteri untuk mundur.

Gove pernah memegang banyak jabatan penting di Kabinet dan bertanggung jawab memenuhi janji pemerintah untuk "meningkatkan" Inggris, yaitu mengatasi ketidaksetaraan dengan meningkatkan peluang di daerah-daerah yang kekurangan.

Gove, 54, memainkan peran kunci dalam kampanye Brexit dan dihormati secara luas di partai, tetapi tidak sepenuhnya dipercaya.

Dalam kampanye kepemimpinan Konservatif 2016, dia mendukung Johnson sebelum memutuskan untuk mencalonkan diri, pengkhianatan yang tidak dilupakan oleh banyak kalangan Konservatif.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU