> >

Polarisasi Jelang Pilpres Brazil Meningkat, Anggota Oposisi Ditembak Mati di Pesta Ulang Tahunnya

Kompas dunia | 11 Juli 2022, 11:15 WIB
Marcelo Arruda, seorang pejabat partai oposisi Brasil ditembak mati saat rayakan ulang tahunnya di Kota Foz de Iguacu, Parana, Sabtu (9/7/2022). (Sumber: Antara)

PARANA, KOMPAS.TV - Seorang pejabat partai oposisi sayap kiri Brasil ditembak mati saat merayakan pesta ulang tahunnya.

Marcelo Arruda, yang merupakan pejabat Partai Buruh (PT) sekaligus penjaga keamanan kota ditembak mati saat merayakan ulang tahunnya di Kota Foz de Iguacu, Parana, Sabtu (9/7/2022).

Pelaku diketahui seorang penjaga penjara federal, Jorge Jose de Roca Guaranho.

Dilansir dari New York Post, menurut keterangan polisi dan saksi mata, Guaranho memasuki pesta pribadi itu dan langsung menembaknya.

Baca Juga: Tolak Bubar, Demonstran Sri Lanka Terus Duduki Istana Presiden hingga Kedua Pemimpin Resmi Mundur

Penembakan ini pun bernuansa politis karena Guaranho sempat meneriakkan dukungan kepada Presiden Jair Bolsonaro, yang berasal dari sayap kanan.

“Kembali lagi, kamerad tersayang meninggal pagi ini, korban dari intoleransi dan kekerasan politik, serta kebencian,” bunyi pernyataan Presiden Nasional PT, Gleisi Hoffmann.

Menurut jurnalis Brasil, Aluizio Palmar, yang juga saksi mata dan tamu undangan, Guaranho pertama masuk ke pesta dan mengacungkan senjata ke sekelilingnya.

Ia melontarkan hinaan kepada tamu dan menyanyikan pujian terhadap Bolsonaro.

Ia kemudian pergi, dan kembali sekitar 15 hingga 20 menit kemudian, serta mengacungkan senjata langsung ke Arruda.

Arruda, yang juga bersenjata, sempat mengidentifikasi dirinya sebagai anggota pasukan keamanan dan memerintahkan Guaranho menyerah.

Baca Juga: Tetsuya Yamagami, Pembunuh Shinzo Abe Dikenal sebagai Orang Biasa yang Tak Mencurigakan

Menurut pernyataan PT, serta rekaman polisi dan keamanan, keduanya saling melepas tembakan dan saling bunuh.

Insiden tersebut terjadi beberapa bulan sebelum pemilihan Presiden Brasil pada Oktober nanti.

Kekerasan tersebut diyakini menjadi bagian dari meningkatnya polarisasi politik antara dua partai besar di Brasil.

Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menjadi kandidat presiden PT, sedangkan Bolsonaro yang merupakan petahana bakal menjadi lawannya. Namun sayang, polarisasi ini menimbulkan korban nyawa.   

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : New York Post


TERBARU