> >

Baru Sepakat soal Ekspor Gandum Ukraina, Rusia Dituduh Serang Kota Pelabuhan Odessa

Krisis rusia ukraina | 23 Juli 2022, 18:35 WIB
Reruntuhan gedung di Kota Odessa. Odessa yang merupakan kota pelabuhan disebut telah diserang setelah terdengar sejumlah ledakan, Sabtu (23/7/2022) pagi waktu setempat, dan Rusia dituduh sebagai dalangnya. (Sumber: AP Photo/Maxim Penko)

ODESSA, KOMPAS.TV - Rusia dituduh melakukan serangan rudal ke kota pelabuhan Odessa, hanya sehari setelah terjadinya kesepakatan terkait ekspor gandum Ukraina.

Sejumlah ledakan terdengar di sebelah barat Odessa, Sabtu (23/7/2022) pagi waktu setempat.

Meski Rusia dituduh melakukan serangan rudal, namun penyebab ledakan masih belum jelas.

Anggota Parlemen setempat, Oleksiy Honcharenko menuliskan di Telegram bahwa ada enam ledakan di kota.

Baca Juga: Kepala MI6: Kekuatan Mata-Mata Rusia di Eropa Telah Berkurang Setengah

Selain itu, pelabuhan juga kebakaran karena serangan tersebut.

Honcharenko menambahkan, sistem pertahanan udara Ukraina telah menghancurkan sejumlah rudal.

Jet tempur Ukraina juga harus melakukan pertempuran jarak dekat di langit kota.

“Mereka telah menandatangani kontrak di satu tangan, dan meluncurkan rudal di tangan yang lain,” tulis Honcharenko dikutip dari BBC.

“Jadi kami memerlukan pesawat dan kami perlu menenggelamkan seluruh Armada Laut Hitam dari Federasi Rusia. Itu adalah kesepakatan terbaik untuk ekspor gandum,” tambahnya.

Sebelumnya, Rusia dan Ukraina telah menandatangani kesepakatan untuk tak mengarahkan serangan ke pelabuhan saat pengiriman gandum sedang transit.

Baca Juga: Eks Presiden Uni Soviet Kecewa dengan Putin, Merasa Kerja Keras Seumur Hidupnya Telah Dihancurkan

PBB menyebut perjanjian tersebut sebagai suar harapan.

Pengiriman gandum Ukraina memang mengalami hambatan setelah penyerangan Rusia ke negara itu pada Februari lalu.

Akibatnya, dunia dilaporkan bakal mengalami krisis pangan dan kelaparan global.

Pasalnya, gandum Ukraina dan Rusia memenuhi 40 persen persediaan gandum dunia.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : BBC


TERBARU