> >

Hari Ini Junta Myanmar Eksekusi Mati Aktivis Pro-Demokrasi, Puluhan Tokoh Anti-Kudeta Menunggu

Kompas dunia | 25 Juli 2022, 11:42 WIB
Ilustrasi. Gereja Santo Matius di Desa Daw Ngay Khu, negara bagian Kayah, timur Myanmar yang rusak akibat bentrok pasca-kudeta militer. Foto diambil antara Juni hingga Juli 2022. Pada Senin (25/7/2022), media pemerintah Myanmar melaporkan bahwa junta militer Min Aung Hlaing telah mengeksekusi mati empat terpidana, termasuk aktivis pro-demokrasi. (Sumber: Amnesty International via AP)

NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Media pemerintah Myanmar melaporkan bahwa junta militer Min Aung Hlaing telah mengeksekusi mati empat terpidana pada Senin (25/7/2022). Terpidana yang dieksekusi termasuk dua aktivis pro-demokrasi.

Menurut laporan The Guardian, eksekusi tersebut adalah yang pertama kalinya terjadi di Myanmar dalam kurun berdekade-dekade.

Salah satu terpidana yang dieksekusi mati adalah Phyo Zeya Thaw, mantan anggota dewan dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi yang digulingkan militer pada Februari 2021 silam.

Phyo divonis hukuman mati pada Januari 2022 silam. Ia dijerat pasal undang-undang anti-terorisme.

Aktivis demokrasi kenamaan Myanmar, Kyaw Min Yu alias “Jimmy” turut dieksekusi. Pengadilan militer menjeratnya dengan undang-undang yang sama dengan Phyo.

Sementara itu, dua terpidana lain adalah pria yang diputus bersalah membunuh seorang perempuan di Yangon. Perempuan itu dituduh mereka sebagai informan junta.

Baca Juga: Tentara Myanmar Buat Pengakuan Mengejutkan, Akui Membunuh, Menyiksa dan Memperkosa Warga Sipil

Phyo Zeya Thaw dituduh mendalangi sejumlah serangan ke pasukan junta militer dan aparat keamanan. Salah satu kasus yang dituduhakn adalah serangan ke kereta di Yangon pada Agustus 2021 yang menewaskan lima personel kepolisian.

Thaw dipilih menjadi anggota dewan mewakili partai Aung San Suu Kyi pada 2015. Partai NLD berkuasa ketika transisi politik Myanmar dari junta militer ke pemerintahan sipil.

Sebelumnya, Thaw merupakan seorang artis hip-hop yang lagu-lagunya kerap berisi kritik terhadap junta militer yang berkuasa hingga 2011.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Guardian


TERBARU