> >

Jokowi dan Presiden Korsel Sorot Ancaman Nuklir Korea Utara, Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi

Kompas dunia | 28 Juli 2022, 23:00 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berpose bersama Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol sebelum mereka berdua mengadakan rapat di kantor kepresidenan Korea Selatan, Seoul, Kamis (28/7/2022). (Sumber: Suh Myung-gon/Yonhap via AP)

SEOUL, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol sepakat meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Korea Selatan, Kamis (28/7/2022). Melansir Associated Press, kedua presiden menyepakati peningkatan kooperasi di bidang pertahanan, keamanan ekonomi, dan rantai pasokan.

Jokowi bersama rombongan tiba di Seoul pada Rabu (27/7) kemarin. Kunjungan ini merupakan bagian dari safari sang presiden yang telah membawanya ke China dan Jepang pada pekan ini.

Ketika mengadakan konferensi pers bersama Jokowi, Yoon Suk Yeol mengaku bahwa mereka memiliki kekhawatiran yang sama tentang program militer Korea Utara. Pengembangan rudal dan bom nuklir Pyongyang disebut mengkhawatirkan.

Yoon menyatakan bahwa ia dan Jokowi mendukung respons terpadu komunitas internasional dalam menghadapi program pengembangan senjata Kim Jong-un. Namun, presiden berusia 61 tahun itu tidak menjelaskan respons seperti apa yang dimaksud.

Baca Juga: Kim Jong-un Nyatakan Korea Utara Siap Perang dengan AS Apalagi Korsel, Senjata Nuklir Dimobilisasi

Selain itu, Jakarta dan Seoul disebut Yoon sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral demi stabilisasi rantai pasok sumber daya alam mineral. Keduanya juga sepakat untuk mendirikan kemitraan strategis di bidang industri berteknologi tinggi seperti pengembangan baterai kendaraan listrik.

Yoon dan Jokowi pun menyepakati kerja sama untuk mengatasi krisis pangan dan krisis energi global. Mereka juga mendukung upaya internasional untuk mengembalikan demokrasi di Myanmar yang dikudeta militer.

Sementara itu, Jokowi yang berbicara melalui penerjemah mengaku bahwa ia dan Yoon menyanjung peningkatan perdagangan bilateral Indonesia-Korea Selatan.

Sebagaimana diwartakan Antara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut mendampingi Jokowi ke Seoul menyebut neraca perdagangan Indonesia terhadap Korea Selatan surplus sebesar 500 juta dolar AS pada Januari-Mei 2022.

"Pada bulan Januari sampai Mei tahun ini, Indonesia sudah memperoleh surplus lebih dari 500 juta dolar," kata Menlu Retno, Kamis (28/7).

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU