> >

Terhambat Sejak Awal Pandemi, Repatriasi Pelajar Indonesia ke China Mulai Temukan Titik Terang

Kompas dunia | 2 Agustus 2022, 12:44 WIB
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya (kiri) saat bertemu salah satu penanggung jawab perguruan tinggi di Wuhan, Provinsi Hubei, terkait kelanjutan pendidikan pelajar Indonesia di tengah pandemi Covid-19.. (Sumber: M. Irfan Ilmie/Antara)

BEIJING, KOMPAS.TV - Program pengembalian alias repatriasi pelajar Indonesia ke China untuk melanjutkan studi tatap muka mulai menemukan titik terang. Studi pelajar Indonesia di China dan pengembaliannya sempat terhambat sejak pandemi Covid-19 merebak pada awal 2020 silam.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing, Yaya Sutarya,  menyatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan informasi mengenai kepastian repatriasi tersebut.

"Kami sudah mendapatkan informasi mengenai kepastian para pelajar kita mendapatkan visa dari Pemerintah China," kata Yaya dikutip Antara, Selasa (2/8/2022).

Yaya menyatakan bahwa KBRI Beijing telah mengirimkan daftar 190 pelajar Indonesia yang ikut gelombang pertama repatriasi kepada Kementerian Luar Negeri China, Kementerian Pendidikan China, dan Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Jakarta.

"Pengiriman daftar nama-nama tersebut disertai dengan nota diplomatik," katanya.

Baca Juga: Sempat Terhenti Akibat Pandemi, Komunitas Save Street Child di Surabaya Kembali Gelar Jumat Sehat!

Menurutnya, penentuan jumlah pelajar yang masuk dalam program repatriasi berdasarkan kesepakatan antara Jakarta dengan Beijing.

"Ini juga berdasarkan asas resiprokal yang seharusnya dihormati bersama. Indonesia sudah lama mengizinkan masuk ratusan mahasiswa China yang hendak melanjutkan studi di berbagai perguruan tinggi kita," kata Yaya.

Lebih lanjut, Yaya menyampaikan bahwa program repatriasi pelajar Indonesia ke China yang telah direncakan setahun lalu belum terwujud hingga sekarang. Padahal, China telah menerima pelajar dari negara-negara lain, di antaranya dari Korea Selatan, Thailand, Singapura, dan India.

Penentuan jumlah pelajar yang bakal mengikuti program repatriasi tersebut juga berdasarkan kesepakatan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah China.

"Para pelajar kita juga sudah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh otoritas China, seperti vaksin booster, karantina, penyediaan pesawat carter, dan ketaatan pada prokes," katanya.

Di lain pihak, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri China mengaku Beijing tidak bermaskud menghambat proses repatriasi pelajar Indonesia.

"Kami perlu mengaturnya agar tidak terjadi tumpang tindih saat tiba di China. Yang pasti, mulai bulan ini, visa untuk para pelajar Indonesia sudah dapat diproses," kata pejabat yang enggan diungkap identitasnya tersebut.

Baca Juga: Sejarah Panjat Pinang yang Dilombakan Saat HUT RI, Berhubungan dengan China dan Belanda


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Antara


TERBARU