> >

Warga Taiwan Tenang Meski China Mengancam karena Kedatangan Pelosi: Kami Sudah Biasa

Kompas dunia | 4 Agustus 2022, 10:29 WIB
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, kiri, mengantarkan Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi saat bersiap untuk meninggalkan Taiwan, di Bandara Taipei, Taiwan, Rabu, 3 Agustus 2022. Pelosi meninggalkan Taiwan setelah melakukan kunjungan yang membuat China marah. (Sumber: Kementerian Luar Negeri Taiwan via AP)

TAIPEI, KOMPAS.TV - Warga Taiwan tetap tenang meski China terus memberikan ancaman dan provokasi atas kedatangan Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi.

Warga Taiwan mengaku sudah terbiasa dengan ancaman yang dilontarkan oleh China terhadap mereka.

Pelosi datang ke Taiwan, Selasa (2/8/2022), sebagai salah satu kunjungannya ke sejumlah negara di Asia.

Kedatangan Pelosi ini sempat memantik kemarahan China, yang selama ini menganggap Taiwan berada dalam wilayahnya.

Baca Juga: China Kepung Taiwan dengan Latihan Militer, Pengamat: Ini Gladi Perang, Persiapan Reunifikasi Paksa?

Kunjungan Pelosi ke Taiwan sendiri menjadi penting, karena selain dukungannya, kunjungan ini juga dianggap menjadi legitimasi atas wilayah kepulauan tersebut.

 

Meski begitu, kunjungan tersebut diyakini semakin memanaskan tensi di wilayah Taiwan dan China.

Setelah kedatangan Pelosi, China pun mengepung Taiwan dengan sejumlah latihan militer.

Namun, warga Taiwan rupanya tak khawatir dengan adanya serangan balasan dari China.

“Kami terbiasa dengan ancaman dari China,” ujar salah seorang banker Taiwan dikutip dari BBC.

“Untuk jangka panjang, kunjungan ini akan bagus untuk perkembangan hubungan AS-Taiwan,” ucapnya.

Sedangkan warga Taiwan lainnya, seorang pria berusia 70 tahun, menganggap ancaman China itu sebagai gertakan.

“Mungkin akan ada balasan dalam jangka pendek, tapi jika Beijing bereaksi berlebihan, AS akan menghukumnya,” tutur pria itu.

Baca Juga: Ketua DPR AS Nancy Pelosi: Komitmen AS Terhadap Demokrasi Sangat Kuat

Namun, bagi China kunjungan ini jauh dari kata situasi normal.

Beijing merasa apa yang dilakukan Pelosi sebagai pelanggaran diplomatik yang serius.

AS sendiri sebelumnya mengikuti prinsip pengakuan “Satu China” terkait China dan Taiwan.

Meski begitu, beberapa tahun terakhir AS memberikan bantuan senjata, serta pelatihan militer Taiwan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC


TERBARU