> >

Kecewa dengan Myanmar, ASEAN Ukur Kemajuan Konsensus 5 Poin untuk Diputuskan di KTT November

Kompas dunia | 5 Agustus 2022, 13:22 WIB
ASEAN sangat kecewa dengan kemajuan junta militer Myanmar menerapkan konsensus 5 poin, akan mengukur kemajuan untuk diputuskan pada KTT bulan November (Sumber: Straits Times)

PHONM PENH, KOMPAS.TV - ASEAN menyatakan "sangat kecewa" dengan terbatasnya kemajuan yang dibuat junta militer Myanmar dalam menerapkan perjanjian damai untuk mengakhiri konflik di negara itu, kata komunike bersama yang dikeluarkan oleh para menteri luar negeri ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Jumat, (5/8/2022).

Komunike pada hari Jumat, seperti laporan Straits Times, merekomendasikan agar ASEAN menilai kemajuan penerapan "konsensus lima poin" oleh otoritas junta militer Myanmar "untuk memandu keputusan pada langkah selanjutnya", pada pertemuan para pemimpin negara ASEAN pada KTT bulan November di Bali, Indonesia.

“Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan dan menyatakan kesiapan ASEAN untuk membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai, dan konstruktif, termasuk dalam pengiriman bantuan kemanusiaan,” kata komunike tersebut.

"Kami sepakat Utusan Khusus Ketua ASEAN untuk Myanmar akan melibatkan semua pemangku kepentingan terkait Myanmar secepatnya."

Mengenai perang yang sedang berlangsung di Ukraina, ASEAN mengatakan pihaknya terus menegaskan kembali penghormatannya terhadap kedaulatan, kemerdekaan politik, dan integritas teritorial.

"Kami mengulangi seruan kami untuk mematuhi hukum internasional dan Piagam PBB," kata komunike itu, menekankan pada hukum internasional dan piagam PBB, (international law dan UN Charter).

Baca Juga: Ketua DPR AS Berani Kunjungi Taiwan, Menlu China Damprat Washington di Forum ASEAN: Ini Lelucon!

Menteri Luar Negeri China Wang Yi setibanya di Bandara Internasional Phnom Penh, Kamboja, Selasa (2/8/2022) malam waktu setempat untuk menghadiri Pertemuan Menlu ASEAN ke-55. (Sumber: AKP via AP)

Pertemuan para menteri luar negeri ASEAN minggu ini di Phnom Penh, Kamboja "menggarisbawahi pentingnya penghentian segera permusuhan dan penciptaan lingkungan yang memungkinkan untuk penyelesaian konflik secara damai".

Komunike itu menambahkan, "Kami mendukung upaya Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam mencari solusi damai. Kami juga menyerukan fasilitasi akses cepat, aman dan tanpa hambatan ke bantuan kemanusiaan bagi mereka yang membutuhkan di Ukraina, dan untuk perlindungan warga sipil, personel kemanusiaan, dan warga dalam situasi rentan."

Mengenai pandemi Covid-19, ASEAN mengatakan tetap prihatin dengan berlanjutnya biaya dan penderitaan manusia serta dampak sosial-ekonomi yang mendalam dari pandemi tersebut. Ini juga mengakui "upaya seluruh pemerintah yang sedang berlangsung dari negara-negara anggota ASEAN serta pendekatan seluruh masyarakat yang proaktif oleh ASEAN dalam memajukan upaya kolektifnya untuk menanggapi, dan pulih dengan cepat dari, Covid-19".

Komunike itu juga mengatakan bahwa negara-negara anggota ASEAN mengakui tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang ditimbulkan oleh pandemi seperti gangguan rantai pasokan yang meluas, kehilangan pekerjaan, dan guncangan permintaan.

"Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk menjaga pasar kami tetap terbuka untuk perdagangan dan investasi, mempromosikan dan mempercepat inisiatif fasilitasi perdagangan dan investasi, meningkatkan transparansi, dan menahan diri dari menerapkan tindakan non-tarif yang tidak perlu untuk memastikan konektivitas rantai pasokan, terutama untuk makanan, obat-obatan, pasokan medis, dan produk penting lainnya," katanya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU