> >

Zelenskyy Tuduh Rusia Main Licik, Gunakan PLTN Zaporizhzia sebagai Basis Menyerang Ukraina

Krisis rusia ukraina | 14 Agustus 2022, 09:00 WIB
Foto ilustrasi. Tentara Rusia berjaga di kawasan PLTN Zaporizhzhia, Ukraina yang diduduki pasukan Moskow, 1 Mei 2022. Pada Jumat (13/8/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia menggunakan PLTN Zaporizhzhia sebagai kover untuk mengirim serangan jarak jauh agar tak diserang balik Ukraina. (Sumber: Associated Press)

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh pasukan Rusia menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia sebagai basis serangan jarak jauh.

Hal ini demi menghindari serangan balik Ukraina.

Lebih lanjut, Zelenskyy juga menuding Rusia sengaja menyerang fasilitas PLTN yang dikuasainya untuk 'memeras' Ukraina dan seluruh dunia.

Sepekan belakangan, sejumlah insiden ledakan yang terjadi di PLTN Zaporizhzhia membuat berbagai kalangan khawatir. Pertempuran di sekitar fasilitas nuklir itu disebut meningkatkan risiko kebocoran radioaktif.

Rusia dan Ukraina sendiri saling lempar tanggung jawab atas serangkaian ledakan tersebut.

“Penjajah berupaya mengintimidasi masyarakat dengan cara yang sangat licik, menggunakan PLTN Zaporizhzhia. Mereka sesungguhnya berlindung di balik fasilitas itu untuk menembaki Nikopol dan Manganets,” kata Zelenskyy di Kiev sebagaimana dikutip Associated Press, Jumat (13/8/2022).

Baca Juga: Diplomat Rusia Menakuti Dunia, Sebut Serangan Ukraina ke PLTN Zaporizhzhia Bisa Buat Bencana Nuklir

Nikopol dan Manganets adalah dua kota Ukraina di seberang Enerhodar, tempat PLTN Zaporizhzhia berada.

“Mereka melakukan provokasi konstan dengan menembaki kawasan PLTN dan berupaya menerjunkan pasukan tambahan ke arah situ untuk lebih lanjut memeras negara kami dan seluruh dunia merdeka,” lanjut presiden berusia 44 tahun itu.

Zelenskyy pun mendesak komunitas internasional memberlakukan sanksi baru untuk menghukum Rusia atas tindakannya terhadap PLTN Zaporizhzhia. PLTN ini dikuasai Rusia sejak awal Maret lalu.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU