> >

China Tuduh AS Sabotase Perdamaian di Selat Taiwan, Menyebutnya Pembuat Onar

Kompas dunia | 15 Agustus 2022, 16:02 WIB
Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional China, Wu Qian. Wu menuduh AS mencoba sabotase perdamaian di Selat Taiwan, Senin (15/8/2022). (Sumber: AP Photo/Andy Wong)

BEIJING, KOMPAS.TV - China menuduh Amerika Serikat (AS) ingin menyabotase perdamaian di Selat Taiwan usai kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu pada awal bulan ini.

Hal itu diungkapkan oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional China, Wu Qian, Senin (15/8/2022).

Wu juga menyebut AS sebagai pembuat onar.

“Taiwan adalah Taiwannya China, dan persoalan mengenai Taiwan tak mengizinkan adanya campur tangan asing,” kata Wu dilansir dari CGTN.

Baca Juga: Kian Mesra, Putin dan Kim Jong-Un Saling Kirim Surat, Ini yang Dibicarakan

“Kami memperingatkan AS dan Partai Demokratik Progresif Taiwan bahwa 'menggunakan Taiwan untuk menahan China' pasti akan gagal dan 'mengandalkan AS untuk mengupayakan kemerdekaan Taiwan' adalah merusak diri sendiri,” tambahnya.

Wu pun mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) akan melanjutkan latihan militer mereka.

Hal itu dilakukan untuk persiapan perang dan menghancurkan setiap bentuk upaya kemerdekaan Taiwan, dan campur tangan asing.

Pernyataan Wu tersebut menyusul kunjungan para anggota DPR AS ke Taiwan. Mereka datang ke Taiwan tanpa adanya pemberitahuan pada Minggu (14/8/2022).

Sebelumnya, kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada 2 Agustus 2022 telah menimbulkan kemarahan China.

China sendiri kemudian melakukan tindakan pembalasan atas kedatangan Pelosi ke Taiwan.

Baca Juga: Tak Takut dengan China, Anggota DPR AS Ikuti Langkah Pelosi Kunjungi Taiwan

Mereka melakukan latihan militer yang mengepung Taiwan, dan membuat wilayah laut dan udara pulau tersebut tertutup.

China hingga saat ini menegaskan bahwa Taiwan adalah wilayah mereka, dan menyebutnya sebagai provinsi yang ingin melepaskan diri.

Sedangkan Taiwan menyatakan diri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

Sementara itu, AS meski mengakui kebijakan satu-China, terus memberikan bantuan kepada Taiwan, termasuk dalam hal militer dan persenjataan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : CGTN


TERBARU