> >

Turki dan Israel Segera Pulihkan Hubungan Diplomatik, Saling Kirim Duta Besar untuk Pertama Kali

Kompas dunia | 17 Agustus 2022, 20:58 WIB
PM Israel Yair Lapid dan Menlu Turki Mevut Cavusoglu. Israel dan Turki akan memulihkan hubungan diplomatik secara penuh dan mengirim duta besar untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun (Sumber: Arab News)

JERUSALEM, KOMPAS.TV— Israel dan Turki akan memulihkan hubungan diplomatik secara penuh dan mengirim duta besar untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun. Ini merupakan langkah terakhir dalam beberapa bulan rekonsiliasi antara kedua negara, kata kantor perdana menteri Israel, Rabu (17/8/2022).

Kedua negara, yang pernah bersahabat, sempat berselisih selama lebih dari satu dekade. Tetapi, awal tahun ini Israel dan Turki memulai proses pemulihan hubungan.

"Dimulainya kembali hubungan dengan (Turki) adalah aset penting bagi stabilitas regional dan berita ekonomi yang sangat penting bagi warga Israel," kata perdana menteri (PM) sementara Israel, Yair Lapid.

Hubungan hangat antara Israel dan Turki hancur di bawah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang menjadi pengkritik blak-blakan kebijakan Israel terhadap Palestina.

Israel, pada gilirannya, keberatan dengan dukungan Turki terhadap kelompok militan Palestina Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.

Negara-negara tersebut menarik duta besarnya masing-masing tahun 2010, setelah pasukan Israel menyerbu armada tujuan Gaza yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina dan melanggar blokade Israel. Insiden itu mengakibatkan kematian sembilan aktivis Turki.

Baca Juga: Korban Tewas Serangan Israel ke Gaza Tembus 48 Orang Termasuk Anak-anak

PM Israel Yair Lapid. Israel dan Turki akan memulihkan hubungan diplomatik secara penuh dan mengirim duta besar untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun. (Sumber: Abir Sultan/Pool European Pressphoto Agency via AP)

Menyusul upaya untuk memperbaiki hubungan, Turki menarik duta besarnya pada 2018 setelah Amerika Serikat (AS) memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem.

Israel merebut Yerusalem timur, bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967.

Israel kemudian mencaplok Yerusalem timur, sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar negara, yang mempertahankan kedutaan mereka di kota pesisir Tel Aviv.

Palestina mencita-citakan Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengonfirmasi keputusan untuk mengangkat kembali duta besar, dan mengatakan Ankara akan mengirim duta besarnya ke Tel Aviv.

Dia mengatakan, bagaimanapun, Turki akan terus mendukung Palestina meskipun proses normalisasi dengan Israel.

Baca Juga: Pusat Koordinasi Ekspor Gandum Ukraina Resmi Dibuka di Istanbul Turki

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Israel dan Turki akan memulihkan hubungan diplomatik secara penuh dan mengirim duta besar untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.  (Sumber: AP Photo/Burhan Ozbilic)

"Sebuah proses dialog dimulai dengan Israel setelah pemerintah baru menjabat," kata Cavusoglu kepada wartawan.

"Penunjukan duta besar adalah salah satu langkah yang kami katakan akan kami ambil untuk menormalkan hubungan," tutur Cavusoglu.

"Kami akan terus membela hak-hak Palestina, Yerusalem dan Gaza," tambahnya.

Turki, yang dilanda masalah ekonomi, berusaha mengakhiri isolasi internasionalnya dengan menormalkan hubungan dengan beberapa negara di Timur Tengah, termasuk Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

PM Israel Yair Lapid ke Ankara pada bulan Juni, sebulan setelah rekannya dari Turki mengunjungi Yerusalem, kunjungan tingkat tinggi pertama oleh seorang pejabat Turki dalam 15 tahun.

Pada bulan Maret, Presiden Israel, Isaac Herzog, bertemu dengan Erdogan di ibu kota Turki.

"Peningkatan hubungan akan berkontribusi untuk memperdalam hubungan antara kedua bangsa, memperluas hubungan ekonomi, perdagangan, dan budaya, dan memperkuat stabilitas regional," kata kantor Lapid dalam sebuah pernyataan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU