> >

Dua Kapal Perang AS Lintasi Selat Taiwan, Rusia Sebut Washington Provokasi China

Kompas dunia | 31 Agustus 2022, 19:26 WIB
Ilustrasi. Kapal jelajah USS Chancellorsville (CG 62) melintasi Laut Filipina, 18 Juni 2022. Kapal ini dan USS Antietam melintas di Selat Taiwan pada 28 Agustus lalu. Pada Rabu (31/8/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menganggap pelayaran transit dua kapal perang Amerika Serikat (AS) di Selat Taiwan sebagai provokasi yang diarahkan ke China. (Sumber: Angkatan Laut AS via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Federasi Rusia menganggap pelayaran transit dua kapal perang Amerika Serikat (AS) di Selat Taiwan sebagai provokasi yang diarahkan ke China. Hal tersebut disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, Rabu (31/8/2022).

“Kami menganggap pelayaran dua kapal Angkatan Laut AS pada 28 Agustsu melalui perairan Selat Taiwan adalah suatu provokasi baru, sebagai bagian rantai provokasi yang diarahkan ke pengurungan Beijing secara komprehensif, menambah tekanan untuk itu dan mendestabilisasi situasi kawasan secara umum,” kata Zakharova dikutip TASS.

“Semua ini jelas tidak memfasilitasi penguatan keamanan kawasan Asia-Pasifik. Sebaliknya, itu membuat situasi semakin kompleks dan tidak terprediksi,” lanjutnya.

Baca Juga: Taiwan Mulai Timbun Senjata Amerika Serikat yang Dipandang Sukses di Perang Rusia dan Ukraina

Pada 28 Agustus lalu, dua kapal perang AS, USS Antietam dan USS Chancellorsville melintasi Selat Taiwan. Ini merupakan pelayaran transit pertama militer AS usai kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke Taipei pada awal Agustus lalu.

Zakharova menyatakan bahwa pelayaran Angkatan Laut AS itu terkait dengan kunjungan politikus AS ke Taipei belakangan ini. Usai kunjungan Pelosi, sejumlah delegasi dari AS, Lithuania, dan Jepang diketahui mengunjungi Taiwan.

Lebih lanjut, Zakharova menyebut Moskow menganggap perkara Taiwan sepenuhnya adalah urusan dalam negeri China. 

Beijing selama ini menganggap Taiwan sebagai provinsinya. Pemerintahan Xi Jinping menentang kunjungan luar negeri ke Taipei yang dikhawatirkan akan mendorong Taiwan meresmikan kemerdekaan de facto yang selama ini dimiliki.

“Kami menganggap penyelesaian situasi di Selat Taiwan itu murni urusan domestik China. Mereka berhak mengambil kebijakan-kebijakan demi mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial,” kata Zakharova.

"Pendirian Rusia tetap: hanya ada satu China, pemerintah Republik Rakyat China. Taiwan itu bagian tak terpisahkan dari China,” pungkasnya.

Baca Juga: Taiwan Tegaskan Akan Lakukan Serangan Balik bila China Langgar Wilayah Kedaulatan

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/TASS


TERBARU