> >

Bicara dengan Putin, Erdogan Tawarkan Diri Jadi Mediator Perkara Nuklir Zaporizhzhia

Krisis rusia ukraina | 4 September 2022, 11:38 WIB
Ilustrasi. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menginspeksi apel prajurit di Kocaeli, 23 Mei 2022. Pada Sabtu (3/9/2022), dalam pembicaraan telepon dengan Vladimir Putin, Recep Tayyip Erdogan menawarkan Turki sebagai pihak penengah dalam isu PLTN Zaporizhzhia antara Rusia dan Ukraina. (Sumber: Kantor Kepresidenan Turki via AP)

ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menawarkan negaranya menjadi pihak yang menjembatani perkara Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia antara Rusia dan Ukraina. Hal tersebut disampaikan Erdogan dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (3/9/2022).

Erdogan merujuk peran Turki dalam kesepakatan ekspor gandum Ukraina sebagai bukti kapasitas Ankara sebagai mediator.

Direktorat Komunikasi dalam pernyataan yang dikutip Antara, Sabtu (3/9) menyatakan bahwa Erdogan dan Putin berbicara mengenai hubungan bilateral Turki-Rusia dan isu-isu regional, terutama mengenai ekspor biji-bijian.

PLTN Zaporizhzhia sendiri adalah fasilitas nuklir yang dikhawatirkan menjadi sumber malapetaka karena pertempuran Rusia-Ukraina. Fasilitas ini merupakan PLTN terbesar di Benua Eropa.

Baca Juga: Walau Normalisasi Hubungan dengan Israel, Erdogan Janji Turki Tetap Dukung Palestina

PLTN Zaporizhzhia direbut pasukan Rusia pada awal-awal invasi bulan Maret lalu. Namun, untuk operasional, Moskow mengizinkan operator Ukraina mengurusnya di bawah pengawasan pasukan Rusia.

Sejak Agustus lalu, kawasan PLTN Zaporizhzhia dan sekitarnya dihantam berbagai serangan yang dikhawatirkan bisa memicu bencana nuklir. Moskow dan Kiev saling menyalahkan atas insiden-insiden tersebut.

PLTN ini berada dekat dengan titik pertempuran. Pasalnya, garnisun Ukraina hanya terletak 10 kilometer darinya di seberang Sungai Dnieper.

Tentang risiko bencana nuklir Zaporizhzhia, pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah mengirim misi untuk menginspeksi fasilitas tersebut.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi menyatakan bahwa kondisi PLTN Zaporizhzhia mengkhawatirkan karena integritasnya secara fiski telah dirusak.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU