> >

Parlemen Jerman Kibarkan Bendera Setengah Tiang untuk Gorbachev, Hormati Jasanya untuk Berlin

Krisis rusia ukraina | 7 September 2022, 22:17 WIB

 

Presiden Bundestag Baerbel Bas (berdiri) saat memberikan pidato menghormati mendiang pemimpin terakhir Uni Soviet, Mikhail Gorbachev di gedung Reichstag, Berlin, Jerman, Rabu (7/9/2022). (Sumber: Michael Kappeler/DPA via AP)

BERLIN, KOMPAS.TV - Parlemen Jerman, Bundestag menggelar upacara penghormatan untuk mendiang pemimpin terakhir Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, Rabu (7/9/2022). Bundestag menyempatkan diri mengheningkan cipta selama satu menit dan mengibarkan bendera setengah tiang di luar gedung Reichstag, Berlin.

Gorbachev, meninggal pada 30 Agustus 2022 lalu, dianggap berjasa besar dalam jatuhnya Tembok Berlin dan reunifikasi Jerman pada 1989-1990 silam.

“Dia (Gorbachev) memungkinkan apa yang terlihat tidak mungkin selama berdekade-dekade, mengakhiri Perang Dingin secara damai dan mengatasi pemisahan negara dan benua kita,” kata Presiden Bundestag Baerbel Bas dikutip Associated Press.

“Kita orang Jerman punya banyak alasan untuk berterima kasih kepada Mikhail Gorbachev. Dia mengubah sejarah negara kita dan kehidupan jutaan orang. Keberanian dan sikapnya menentukan dalam pemulihan persatuan kita,” lanjut politikus Partai Sosial Demokrat Jerman (SDP) tersebut.

Baca Juga: Wajah Gorbachev dalam Budaya Populer Barat, Iklan Louis Vuitton-nya Masih Jadi Misteri

Rezim Gorbachev yang mengenalkan kebijakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturasi) dikenal mengawali bubarnya Uni Soviet. Salah satu momen kunci berakhirnya Perang Dingin adalah jatuhnya Tembok Berlin pada November 1989.

Setahun setelah Tembok Berlin runtuh, Jerman bersatu dan menjadi anggota NATO, dijanjikan bahwa pasukan Soviet akan menarik diri.

Gorbachev merupakan sosok populer di Jerman, berkebalikan dengan citranya di Rusia. 

Lebih lanjut, Bas menggarisbawahi perubahan hubungan Jerman-Rusia saat ini menyusul invasi Moskow ke Ukraina.

Menurut Bas, Berlin telah terlalu lama “mengabaikan, atau mungkin tidak mau percaya," bahwa Rusia di bawah (Vladimir) Putin telah lama berbelok secara radikal dari tujuan-tujuan Gorbachev.

“Hari ini, jurang dalam memisah Rusia dan Eropa, tempat di mana, menurut visi Gorbachev, sebuah rumah bersama diharapkan muncul bersama Rusia dan dengan suatu arsitektur keamanan bersama,” kata Bas.

“Rusia lah yang mematahkan spirit itu di bawah Putin, dan itu adalah suatu kesalahan tragis,” pungkas dia.

Baca Juga: Makin Ramai di Indo-Pasifik, Panglima Militer Jerman Umumkan akan Perluas Kehadiran Militer

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : Associated Press


TERBARU