> >

Walau Dipukul Mundur Ukraina di Kharkiv, Rusia Bersikeras Enggan Mobilisasi Massal

Krisis rusia ukraina | 13 September 2022, 23:00 WIB
Ilustrasi. Personel militer Ukraina membantu rekannya yang terluka di daerah Oblast Kharkiv yang baru direbut kembali dari Rusia, Senin (12/9/2022). Pada Selasa (13/9/2022), pemerintah Rusia masih enggan menetapkan status perang dan menggelar mobilisasi massal kendati terdesak pasukan Ukraina di front Kharkiv. (Sumber: Kostiantyn Liberov/Associated Press)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemerintah Rusia masih enggan menetapkan status perang dan menggelar mobilisasi massal kendati terdesak pasukan Ukraina di front Kharkiv. Pada Selasa (13/9/2022), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyebut Moskow sama sekali belum memikirkan mobilisasi massal.

Performa pasukan Rusia di Ukraina dikritik berbagai pihak di dalam negeri belakangan ini, menyusul serangan mengejutkan Ukraina di front Kharkiv, timur laut negara itu.

Sejak awal September, Ukraina meluncurkan serangan cepat ke berbagai titik di Oblast (daerah setingkat provinsi) Kharkiv. 

Militer Ukraina mengeklaim menuai kesuksesan besar dalam operasi tersebut, merebut kembali ribuan kilometer persegi wilayah. Bahkan, Kiev mengaku sukses mendesak Rusia hingga ke perbatasan di sejumlah titik.

Baca Juga: Cara Ukraina Bikin Rusia Babak Belur di Kharkiv, Tipu Moskow Pakai Isu Serangan Besar ke Kherson

Kegagalan di Kharkiv membuat sejumlah komentator nasionalis, termasuk sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Ramzan Kadyrov, kecewa.

Awal pekan ini, anggota parlemen Rusia, Mikhail Sheremet pun mendesak Kremlin agar segera menggelar mobilisasi massal. Mobilisasi dianggap diperlukan untuk mencapai tujuan invasi atau “operasi militer khusus”, menurut istilah Moskow.

 

Menanggapi usulan mobilisasi, Peskov menyatakan bahwa pihaknya belum memikirkan mobilisasi sebagai opsi, baik mobilisasi penuh ataupun parsial.

“Pada saat ini, tidak, itu (mobilisasi) tidak dalam agenda,” kata Peskov dikutip TASS.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/TASS


TERBARU