> >

Rusia Kembali Kalah di Kota Strategis, Kadyrov Murka, Minta Putin Gunakan Senjata Nuklir Daya Rendah

Krisis rusia ukraina | 2 Oktober 2022, 04:45 WIB
Ilustrasi. Asap mengepul dari garis depan pertempuran Rusia-Ukraina di Kupyansk, Oblast Kharkiv, 22 September 2022. Pada Sabtu (1/10/2022), Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov mengkritik kekalahan pasukan Rusia di Lyman, Oblast Donetsk dan meminta Vladimir Putin mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir berdaya ledak rendah. (Sumber: Kostiantyn Liberov/Associated Press)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemimpin Republik Chechnya, salah satu subjek Federasi Rusia, Ramzan Kadyrov, berang dengan kekalahan pasukan Rusia di Lyman, sebuah kota strategis di Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk.

Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi kabar bahwa pasukannya mundur dari kota itu pada Sabtu (1/10/2022). Moskow menyebut pasukan Rusia mundur karena “risiko terkepung” dan dipindahkan ke “garis pertahanan yang lebih menguntungkan.”

Sebelumnya, dilaporkan bahwa serangan balik Ukraina telah mengepung sekitar 5.000 hingga 5.500 tentara Rusia di Lyman.

Pasukan Ukraina kemudian dilaporkan berhasil memasuki kota yang diduduki Rusia sejak Mei 2022 tersebut.

Baca Juga: Rusia Tarik Mundur Pasukan dari Lyman Dekat Kharkiv, Perbesar Kesuksesan Serangan Balik Ukraina

Kota Lyman sendiri bernilai strategis bagi laju serangan balik Ukraina. Dengan direbutnya kota ini, pasukan Ukraina dapat merangsek lebih jauh hingga ke Sievierodonetsk, salah satu kota terbesar di Oblast Luhansk yang diduduki Rusia sejak akhir Juni lalu.

“Lyman penting karena itu adalah tahap selanjutnya menuju pembebasan Donbass Ukraina. Ini adalah kesempatan untuk melaju lebih jauh ke Kreminna dan Sievierodonetsk, dan secara psikologis ini sangat penting,” kata juru bicara komando pasukan timur Ukraina, Sergiy Cherevatyi dikutip The Guardian.

Jatuhnya Lyman menyusul kekalahan telak Rusia di Oblast Kharkiv pada September lalu.

Menanggapi perkembangan ini, Kadyrov mengkritik militer Rusia dan mendesak pemerintahan Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir berdaya ledak rendah. Ia juga mendesak Moskow menetapkan darurat militer di daerah perbatasan.

“Menurut saya, langkah lebih drastis harus diambil, hingga penetapan darurat militer di daerah perbatasan dan penggunaan senjata nuklir berdaya ledak rendah,” kata Kadyrov melalui kanal Telegram-nya sebagaimana dikutip The Guardian.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Guardian


TERBARU