> >

NATO Yakin Rusia Melemah, tapi Masih Berbahaya

Krisis rusia ukraina | 3 Oktober 2022, 15:04 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal NATO, Mircea Geoana, mengungkapkan Rusia telah melemah, tapi tetap berbahaya. (Sumber: AP Photo/Visar Kryeziu)

BRUSSELS, KOMPAS.TV - NATO merasa yakin Rusia melemah setelah sejumlah wilayah Ukraina yang mereka duduki berhasil direbut kembali.

Salah satunya adalah wilayah Lyman di Donetsk.  Lyman direbut pasukan Ukraina setelah sempat dikuasai Rusia sejak Maret 2022.

Meski begitu, pejabat NATO memperingatkan bahwa Rusia masih berbahaya, walaupun mengalami kekalahan di sejumlah wilayah Ukraina.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal NATO, Mircea Geoana yang hadir pada Forum Keamanan Helsinki, Jumat (30/9/2022), melalui sambungan video.

Baca Juga: Sapu Bersih Tentara Rusia di Lyman, Prajurit Ukraina Semakin Termotivasi dan Puji Senjata Barat

Geoana juga mengungkapkan bahwa NATO dan aliansi Uni Eropa menghadapi musim dingin yang berat, karena inflasi, meningkatnya biaya hidup yang dikombinasikan dengan pemerasan energi,

Geoana yang merupakan politisi Rumania, mengungkapkan bahwa invasi Rusia telah mencapai titik balik.

Hal itu dikarenakan tentara Ukraina semakin melesat di timur, dan membuat peningkatan yang signifikan meski lambat di selatan.

“Perang Rusia menggarisbawahi betapa vitalnya pencegahan dan pertahanan yang kuat,” ujarnya dikutip dari Newsweek.

“Rusia melemah, tapi masih berbahaya, dan kita tak boleh menurunkan kewaspadaan. Kita tak bisa berasumsi bahwa Rusia tak akan menyerang negara lain,” lanjut Geoana.

Baca Juga: Intelijen Rusia Telah Kumpulkan Bukti Sabotase Pipa Gas Nord Stream, Mengarah ke Barat

Ia menegaskan sebelumnya banyak yang berasumsi, Rusia tak akan meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, yang ternyata salah.

Geoana memuji langkah Finlandia dan Swedia yang memutuskan bergabung dengan NATO.

Ia menegaskan bertambahnya dua negara itu, akan mengubah strategi lingkungan di wilayah tersebut.

Selain itu aliansi tersebut mampu merespon agresi Rusia secara lebih baik lagi.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : Newsweek


TERBARU