> >

Demonstrasi Pelajar Perempuan Iran Diwarnai Aksi Lepas Jilbab dan Seruan Kematian untuk Diktator

Kompas dunia | 6 Oktober 2022, 16:51 WIB
Ilustrasi. Demonstran memblokade jalanan di pusat kota Teheran dan membakar benda, 21 September 2022. Demonstrasi dan kerusuhan melanda berbagai kota di Iran sejak 17 September lalu menyusul kematian Mahsa Amini. (Sumber: Associated Press)

TEHERAN, KOMPASTV - Sekelompok pelajar perempuan Iran ramai-ramai melepas jilbab sebagai tanda protes ke pemerintah atas peraturan paksaan memakai jilbab.

Mereka menyerukan kematian bagi dikatator dari rezim Iran.

Para pelajar itu melakukan gerakan protes tersebut saat pemakaman Mahsa Amini, perempuan 22 tahun yang tewas setelah ditangkap polisi moral Iran karena memakai jilbab.

Demonstrasi terkait kematian Amini telah memasuki pekan keempat, dan Iran telah memperketat tindakan kerasnya terhadap para pengunjung rasa.

Baca Juga: Kadyrov Dapat Hadiah dari Putin, Pemimpin Chechnya Jadi Kolonel Jenderal Rusia

Dikutip dari NDTV, Rabu (5/10/2022), di Teheran, sekelompok pelajar perempuan melakukan demonstrasi melepas jilbab sebelum polisi anti huru-hara menggiring mereka ke tempat parkir bawah tanah Universitas Teknologi Sharif.

Para pelajar peserta demonstrasi itu bergerak, melepas jilbab dan meneriakkan slogan anti-rezim, dan merusak citra ulama pemimpin negara.

“Kematian untuk diktator,” sekelompok gadis berteriak merujuk pada Ayatollah Ali Khamenei.

Dalam sebuah video yang sudah diverifikasi, mereka juga memaksa seorang lelaki, yang diyakini sebagai kepala sekolah, keluar dari sekolahan di Karaj, sebelah barat Teheran, Senin (3/10/2022), 

Sekelompok perempuan lainnya menyanyikan “Perempuan, Kehidupan, Kemerdekaan!” saat mereka berjalan melewati pemukiman Karaj di Gohardsht.

Baca Juga: Ketahuan Makan di Restoran Tak Pakai Jilbab dan Fotonya Tersebar, Perempuan Iran Ditahan

“Ini merupakan pemandangan yang luar biasa. Jika protes ini akan mencapai sesuatu itu karena pelajar perempuan,” cuit Esfandyar Batmanghelidj dari situas berita dan analisis Bourse & Bazaar di Twitter.

Para pelajar juga terlihat meninggalkan kelas dan melakukan demonstrasi skala besar untuk menghindari penahanan.

Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri menyalahkan media sosial sehingga demonstrasi para pelajar menjadi begitu massif.

“Faktanya gadis 16 tahun hadir dalam acara seperti ini dikarenakan media sosial,” katanya kepada ISNA.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : NDTV


TERBARU