> >

Tiktok Dituding Gasak Sumbangan untuk Pengungsi Suriah yang Mengemis Live di Platformnya

Kompas dunia | 12 Oktober 2022, 12:35 WIB
Satu keluarga di Suriah tengah mengemis dari dalam tenda pengungsian secara live di Tiktok. (Sumber: BBC)

DAMASKUS, KOMPAS.TV - Aplikasi Tiktok disebut menggasak nyaris 70 persen sumbangan untuk pengungsi Suriah yang mengemis secara live di platformnya. Hal itu dilaporkan tim investigasi BBC yang menerbitkan pada Rabu (12/10/2022).

Mona Ali Al-Karim, pengungsi Suriah, bersama enam anaknya, kerap tampil langsung menggunakan fitur live Tiktok, untuk mendapatkan hadiah virtual.

Masing-masing duduk di lantai dalam tenda pengungsi, sembari mengucapkan beberapa kata dalam bahasa inggris, "Tolong like, tolong berbagi, tolong hadiah."

Disebutkan bahwa keluarga itu kehilangan sosok ayah akibat serangan udara, sementara salah satu putri Mona mengalami kebutaan.

Baca Juga: Canggih, China Mulai Uji Coba Taksi Terbang di Dubai

Tak hanya keluarga Mona, diketahui banyak para pengungsi melakukan aksi serupa. Dari penelusuran BBC, ternyata ada sosok Hamid yang berperan sebagai makelar penyedia HP dan akun Tiktok.

Sayangnya, bayaran yang diterima oleh para pengungsi di sana jauh lebih sedikit dari jumlah sebenarnya.

BBC melakukan simulasi, mengumpulkan dana sekitar Rp1,6 juta via platform itu. Namun, uang yang dapat dicairkan hanya sejumlah Rp506 ribu. Dengan kata lain, angka potongan dari Tiktok mencapai 69 persen.

Pun, itu belum dikurangi komisi untuk makelar seperti Hamid, dengan jatah 35 persen dari sisanya.

Baca Juga: Asteroid yang Sengaja Dihantam Wahana Luar Angkasa Berhasil Bergeser Orbitnya

Ketika dikonfirmasi, pihak Tiktok menyangkal dengan dalih kebijakan mereka yang melarang aksi mengemis di platformnya.

"Kami sangat prihatin dengan informasi dan tuduhan yang disampaikan kepada kami oleh BBC," kata Tiktok.

"Kami telah mengambil tindakan cepat dan tegas. Jenis konten ini tidak diizinkan di platform kami, dan kami semakin memperkuat kebijakan global kami seputar mengemis yang dieksploitasi," tambah aplikasi tersebut.

 

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus

Sumber : BBC


TERBARU