> >

Akhiri Energi Batu Bara, AS Bersama Jepang dan Mitra Mobilisasi Rp310 Triliun untuk Indonesia

Kompas dunia | 16 November 2022, 03:05 WIB
Batu bara Indonesia. Sekelompok negara termasuk Amerika Serikat dan Jepang serta mitra hari Selasa, (15/11/2022) dilaporkan akan memberi Indonesia USD20 miliar atau setara Rp810,8 triliun dalam pembiayaan publik dan swasta untuk membantu Indonesia mempercepat peralihan energi yang saat ini didominasi batu bara. (Sumber: Straits Times)

NUSA DUA, KOMPAS.TV - Sekelompok negara termasuk Amerika Serikat dan Jepang serta mitra dilaporkan akan memberi Indonesia USD20 miliar atau setara Rp810,8 triliun dalam pembiayaan publik dan swasta untuk membantu mempercepat peralihan energi yang saat ini didominasi batu bara.

Dalam laporan Straits Times, Selasa (15/11/2022), kesepakatan yang dikenal sebagai Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) itu, akan membantu Indonesia meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan membantu pekerja di sektor batu bara yang berpolusi untuk beralih ke pekerjaan energi bersih.

Skema ini juga bertujuan membantu sektor kelistrikan Indonesia mencapai puncak emisinya pada tahun 2030.

Kesepakatan yang diumumkan pada KTT G20 di Bali menjadi dorongan bagi KTT iklim PBB COP27 di Mesir yang berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengalihkan dunia ke energi yang lebih hijau.

Rencana JETP dimodelkan dari kesepakatan senilai USD8,5 miliar dengan Afrika Selatan, yang diumumkan selama pembicaraan iklim PBB di Glasgow pada tahun 2021. Kesepakatan itu secara resmi disahkan pada pembicaraan iklim COP27 PBB di Mesir pekan lalu oleh Amerika Serikat dan Afrika Selatan.

Rencana tersebut mengidentifikasi fokus pada energi bersih, kendaraan listrik dan kebutuhan investasi hidrogen hijau di Afrika Selatan serta menjabarkan peta jalan untuk membangun infrastruktur energi bersih dengan cara yang mendukung para penambang batu bara yang dipindahkan pekerjaannya dan masyarakat yang terkena dampak.

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Harga Batu Bara Terdongkrak Jadi 321,59 Dolar Per Ton

PLTU Palabuhanratu adalah salah satu PLTU milik PLN yang menggunakan batubara. Sekelompok negara termasuk Amerika Serikat dan Jepang serta mitra hari Selasa, (15/11/2022) dilaporkan akan memberi USD20 miliar atau setara Rp810,8 triliun dalam pembiayaan publik dan swasta untuk membantu Indonesia mempercepat peralihan energi yang saat ini didominasi batu bara. (Sumber: PLN)

Pembicaraan sedang berlangsung untuk kesepakatan JETP serupa yang akan diluncurkan di India, Senegal dan Vietnam.

JETP Indonesia senilai USD20 miliar atau Rp810,8 triliun itu akan dibagi kira-kira 50/50 antara keuangan publik dan swasta.

Dana publik awal sebesar USD10 miliar atau Rp155 triliun akan diberikan selama periode tiga hingga lima tahun dan bergantung Indonesia apakah membatasi emisi sektor listrik sebesar 290 juta ton pada tahun 2030.

Target baru akan menjadi 25 persen lebih rendah dari perkiraan puncak saat ini pada tahun 2037, dengan Indonesia berencana untuk mengurangi emisi lebih dari 2 miliar ton hingga tahun 2060, ketika bertujuan untuk mencapai nol bersih, kata seorang pejabat perbendaharaan AS dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Pendanaan akan disediakan oleh International Partners Group, yang dipimpin bersama oleh AS dan Jepang, dan juga melibatkan Kanada, Denmark, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, dan Inggris.

Dalam sebuah pernyataan, Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim John Kerry mengatakan, “Kami membangun platform kerja sama yang benar-benar dapat mengubah sektor listrik Indonesia dari batu bara menjadi energi terbarukan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang signifikan.”

Baca Juga: Dunia Ngebut di Jalan Tol Menuju Neraka Iklim, kata Sekjen PBB di KTT Iklim COP27

Batu bara PTBA. Sekelompok negara termasuk Amerika Serikat, Jepang serta mitra dilaporkan akan memberi Indonesia USD20 miliar atau setara Rp810,8 triliun dalam pembiayaan publik dan swasta untuk membantu Indonesia mempercepat peralihan energi yang saat ini didominasi batu bara.  (Sumber: Dok. PT Bukit Asam Tbk)

“Dalam setiap langkah, Indonesia mengomunikasikan pentingnya membangun ekonomi bersih yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan menarik investasi.”

Indonesia adalah pengekspor batu bara termal terbesar di dunia, dan sangat bergantung pada batu bara untuk pembangkit listrik. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia secara dramatis memperluas armada pembangkit listrik tenaga batu bara dengan biaya yang besar bagi lingkungan dan kesehatan.

Tambahan modal swasta senilai USD10 miliar juga akan dimobilisasi oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) Z – koalisi lembaga keuangan terbesar di dunia.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU