> >

Jenderal Iran Akui Lebih dari 300 Orang Tewas dalam Kerusuhan Imbas Demo Kematian Mahsa Amini

Kompas dunia | 29 November 2022, 12:27 WIB
Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei. Seorang jenderal Iran hari Senin, (28/11/2022) mengakui ada lebih dari 300 orang tewas dalam kerusuhan seputar protes nasional, memberikan data resmi pertama. (Sumber: Office of the Iranian Supreme Leader via AP)

Kerusuhan bahkan membayangi Piala Dunia 2022 di Qatar, dengan beberapa orang Iran secara aktif mendukung tim nasional mereka sendiri sambil membawa bendera Iran dan potret Mahsa Amini.

Keponakan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei baru-baru ini meminta publik menekan pemerintah mereka untuk memutuskan hubungan dengan Teheran atas penindasan kekerasan terhadap demonstrasi.

Dalam sebuah video yang diposting online oleh saudara laki-lakinya yang berbasis di Prancis, Farideh Moradkhani mendesak "rakyat dunia yang berhati nurani" untuk mendukung pengunjuk rasa Iran.

Video tersebut dibagikan secara online minggu ini setelah laporan penangkapan Moradkhani pada 23 November, menurut kelompok aktivis tersebut.

Moradkhani adalah seorang aktivis lama yang mendiang ayahnya adalah seorang tokoh oposisi yang menikah dengan saudara perempuan Khamenei dan merupakan anggota terdekat dari keluarga pemimpin tertinggi yang ditangkap.

Baca Juga: Demonstrasi Iran Kian Agresif, Rumah Ayatollah Khomeini Dibakar

Menginjak 40 hari kematian Mahsa Amini, massa unjuk rasa berkumpul di jalanan kota Teheran, Iran, Rabu (26/10/2022). (Sumber: AP Photo)

Cabang keluarga telah menentang Khamenei selama beberapa dekade dan Moradkhani telah dipenjara pada kesempatan sebelumnya karena aktivismenya.

"Saya meminta orang-orang yang berhati nurani di dunia untuk mendukung kami dan meminta pemerintah mereka untuk tidak bereaksi dengan kata-kata dan slogan kosong tetapi dengan tindakan nyata dan menghentikan segala urusan dengan rezim ini," katanya dalam pernyataan videonya.

Protes, yang sekarang masuk  bulan ketiga, terus berlanjut meskipun tindakan brutal oleh pasukan keamanan Iran menggunakan peluru tajam, peluru karet dan gas air mata.

Iran menolak bekerja sama dengan misi pencarian fakta yang baru-baru ini ditetapkan oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

"Republik Islam Iran tidak akan terlibat dalam kerja sama apa pun, dengan komite politik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani, Senin, (28/11/2022)

Baca Juga: Iran Semakin Membara, Para Demonstran Serang Gedung Pemerintahan

Ilustrasi. Asap gas air mata aparat keamanan terlihat mengepul untuk membubarkan demonstrasi terkait kematian Mahsa Amini di depan Universitas Teheran, Iran, 1 Oktober 2022. (Sumber: Associated Press)

Dalam perkembangan terpisah, Iran membebaskan seorang warga negara ganda Iran-Austria berusia 76 tahun dari penjara karena alasan kesehatan, Austria Press Agency (APA) melaporkan.

APA mengutip Kementerian Luar Negeri Austria yang mengonfirmasi bahwa Massud Mossaheb diberikan cuti medis tanpa batas waktu.

Kementerian mengatakan "upaya diplomatik intensif" telah menyebabkan pembebasannya, yang pertama kali dilaporkan oleh harian Austria Die Presse. Tidak ada komentar segera dari Iran.

Mossaheb ditangkap atas dugaan spionase pada awal 2019 saat berkunjung ke ibu kota Teheran, dan kemudian dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Dia harus tetap di Iran dan melapor ke pihak berwenang setiap minggu, APA melaporkan.

Iran menahan beberapa orang dengan kewarganegaraan ganda dalam beberapa tahun terakhir dengan tuduhan mengancam keamanan nasional.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU