> >

Jenazah Paus Benediktus XVI Disemayamkan Selama Tiga Hari, Pemakaman Dijadwalkan Kamis

Kompas dunia | 3 Januari 2023, 07:56 WIB
Jenazah Paus Emeritus Benediktus XVI disemayamkan di Basilika Santo Petrus, Vatican City, Senin (2/1/2023). Sekitar 65.000 orang melayat di hari pertama jenazahnya ditunjukkan kepada publik. (Sumber: Agenzianova.com)

VATICAN CITY, KOMPAS.TV - Penunjukan jenazah Paus Benediktus XVI kepada publik ditetapkan selama 10 jam pada hari Senin (2/1/2023), dan masing-masing 12 jam pada hari Selasa dan Rabu mendatang. Pada hari pertama jenazahnya diperlihatkan kepada publik, sekitar 65.000 orang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepadanya.

Sedangkan pemakamannya dijadwalkan akan dilakukan pada Kamis (5/1/2023). Pemakaman tersebut akan dipimpin langsung oleh Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus.

“Seperti yang diinginkan Benediktus, pemakamannya akan dilakukan dengan kesederhanaan,” kata Vatikan saat mengumumkan kematiannya pada Sabtu.

Sesuai dengan keinginannya, makam Benediktus akan berada di ruang bawah tanah gua di bawah basilika yang terakhir digunakan oleh St. Yohanes Paulus II, sebelum jenazah orang suci itu dipindahkan ke basilika utama menjelang beatifikasinya tahun 2011.

Baca Juga: Kata Pelayat Indonesia di Antara Puluhan Ribu yang Antre Melayat Paus Emeritus Benediktus

Saat fajar menyingsing pada Senin (2/1/2022) pagi, 10 Tuan Kepausan bersarung putih membawa jenazah Benediktus XVI dengan tandu kayu berlapis kain setelah tiba di basilika ke tempat peristirahatannya, yang berada di depan altar utama di bawah kanopi perunggu Bernini yang menjulang tinggi.

Seorang Garda Swiss memberi hormat ketika jenazah Benediktus dibawa masuk melalui pintu samping, setelah dipindahkan dengan sebuah van dari kapel biara tempat ia menghembuskan napas terakhir. 

 

Sebelum umat diizinkan masuk ke basilika, doa-doa dibacakan dan imam agung basilika, Kardinal Mauro Gambetti, memercikkan air suci ke tubuh, dan awan kecil dupa dilepaskan di dekat usungan. Tangan Benediktus terkepal, sebuah rosario melingkari jari-jarinya.

Tepat setelah jam 9 pagi waktu setempat, pintu basilika dibuka sehingga publik dapat memberikan penghormatan kepada mendiang Paus. Beberapa di antara peziarah bahkan telah menunggu berjam-jam dalam cuaca dingin sejak sebelum fajar. 

Jenazah Benediktus telah didandani dengan tutup kepala uskup yang dan jubah merah.

Filippo Tuccio, 35, mengatakan dia datang dari Venesia dengan kereta malam untuk melihat jenazah Benediktus.

“Saya ingin memberi penghormatan kepada Benediktus karena dia memiliki peran kunci dalam hidup dan pendidikan saya,” kata Tuccio seperti dikutip dari The Associated Press.

“Ketika saya masih muda saya berpartisipasi dalam World Youth Days,” katanya merujuk pada jambore umat muda yang diadakan secara berkala dan dihadiri oleh para paus. Tuccio menambahkan bahwa dia telah belajar teologi.

“Kepausannya menemani saya selama tahun-tahun saya berada di universitas,” ujarnya.

“Dia sangat penting bagi saya: sebagai penunjuk siapa saya, mempengaruhi cara berpikir saya, nilai-nilai saya,” kata Tuccio.

Baca Juga: Ribuan Orang Beri Penghormatan Terakhir saat Paus Benediktus Disemayamkan di Basilika St Petrus

Di antara mereka yang datang ke basilika adalah Kardinal Walter Kasper, yang merupakan seorang teolog Jerman seperti Benediktus. Kasper menjabat sebagai kepala kantor persatuan Kristen Vatikan selama kepausan Benediktus.

Benediktus meninggalkan "tanda penting" pada teologi dan spiritualitas, tetapi juga pada sejarah kepausan dengan keberaniannya untuk mengundurkan diri,” kata Kasper seperti dikutip dari The Associated Press.

“Pengunduran diri ini bukan tanda kelemahan, tapi tanda kekuatan, kebesaran karena dia melihat bahwa dia tidak lagi mampu menghadapi tantangan menjadi paus,” kata Kasper.

Kasper adalah salah satu kardinal yang memilih Benediktus menjadi paus pada tahun 2005. Dia menambahkan bahwa pengunduran diri itu memberikan visi yang lebih manusiawi kepada kepausan: bahwa paus adalah seorang manusia dan bergantung pada kekuatan fisik dan mentalnya.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Associated Press


TERBARU