> >

Korban Tewas Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Jadi 88 Orang, Mayoritas Polisi

Kompas dunia | 31 Januari 2023, 15:07 WIB
Korban tewas bom bunuh diri di sebuah masjid di barat laut Pakistan naik menjadi 88 orang seperti diungkapkan pejabat keamanan Pakistan, Selasa (31/1/2023). (Sumber: AP Photo)

PESHAWAR, KOMPAS.TV - Korban tewas bom bunuh diri di sebuah masjid di barat laut Pakistan naik menjadi 88 orang seperti diungkapkan pejabat keamanan Pakistan, Selasa (31/1/2023). 

Seperti laporan Associated Press, serangan terhadap masjid Sunni di dalam fasilitas polisi utama itu merupakan salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan keamanan Pakistan dalam beberapa tahun terakhir.

Lebih dari 300 jemaah sedang salat di masjid di kota Peshawar, dan lebih banyak lagi yang tengah berjalan menuju masjid untuk menunaikan shalat, ketika pelaku meledakkan rompi berisi bomnya pada Senin (30/1) pagi. 

Ledakan itu menghancurkan masjid, membunuh dan melukai banyak orang, juga meledakkan sebagian atap.

Apa yang tersisa dari atap kemudian ambruk, hingga melukai lebih banyak lagi lainnya, menurut Zafar Khan, seorang petugas polisi. Tim penyelamat harus memindahkan gundukan puing untuk menjangkau jemaah yang masih terperangkap di bawah reruntuhan.

Lebih banyak jenazah dievakuasi pada Senin malam dan Selasa pagi, menurut Mohammad Asim, juru bicara rumah sakit pemerintah di Peshawar. Beberapa dari mereka yang terluka parah, meninggal di rumah sakit. 

“Kebanyakan dari mereka adalah polisi,” kata Asim tentang para korban.

Baca Juga: Ini Perkara di Balik Perlawanan Maut Taliban Pakistan yang Membunuh Hampir 60 Warga Sipil

Korban tewas bom bunuh diri di sebuah masjid di barat laut Pakistan naik menjadi 88 orang seperti diungkapkan pejabat keamanan Pakistan, Selasa (31/1/2023).  (Sumber: AP Photo)

Bilal Faizi, kepala petugas penyelamat mengatakan, tim penyelamat masih bekerja hingga hari ini, Selasa, di lokasi karena diyakini masih banyak orang yang terjebak dalam reruntuhan masjid.

Para pelayat menguburkan para korban di kuburan yang berbeda di kota dan di tempat lain. Pengeboman itu juga melukai lebih dari 150 orang.

Tidak jelas bagaimana pengebom bisa menyelinap ke dalam kompleks bertembok di zona keamanan tinggi dengan gedung-gedung pemerintah lainnya dan sampai ke masjid. Ini menjadi indikasi sangat buruknya pengamanan dan keamanan.

"Investigasi akan menunjukkan bagaimana teroris memasuki masjid,” kata Ghulam Ali, Gubernur Provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang beribu kota Peshawar.

"Ya, itu adalah celah keamanan," akunya.

Perdana Menteri Shahbaz Sharif mengunjungi sebuah rumah sakit di Peshawar setelah pengeboman dan berjanji menindak tegas mereka yang berada di belakang serangan itu.

Baca Juga: Update Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: 44 Tewas, Taliban Pakistan Mengeklaim Jadi Pelaku

Korban tewas bom bunuh diri di sebuah masjid di barat laut Pakistan naik menjadi 88 orang seperti diungkapkan pejabat keamanan Pakistan, Selasa (31/1/2023). (Sumber: AP Photo/Zubair Khan)

“Skala besar dari tragedi kemanusiaan tidak terbayangkan. Ini tidak kurang dari serangan terhadap Pakistan,” cuitnya. Dia menyatakan belasungkawa kepada keluarga para korban, mengatakan rasa sakit mereka "tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata."

Pihak berwenang belum menentukan siapa yang berada di balik pengeboman itu. Namun tidak lama setelah ledakan, Sarbakaf Mohmand, seorang komandan Taliban Pakistan yang juga dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan atau TTP, mengaku kelompoknya bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah unggahan di Twitter.

Namun beberapa jam kemudian, juru bicara TTP Mohammad Khurasani menjauhkan kelompok itu dari pengeboman, dengan mengatakan bahwa bukan kebijakannya untuk menyasar masjid, seminari, dan tempat-tempat keagamaan. Ia juga menambahkan, mereka yang mengambil bagian dalam tindakan semacam itu dapat menghadapi tindakan hukuman di bawah kebijakan TTP. 

Pernyataannya tidak membahas mengapa seorang komandan TTP mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.

Pakistan, yang sebagian besar Muslim Sunni, mengalami lonjakan serangan milisi sejak November, ketika Taliban Pakistan mengakhiri gencatan senjata mereka dengan pasukan pemerintah.

Awal bulan ini, Taliban Pakistan mengeklaim salah satu anggotanya menembak dan membunuh dua petugas intelijen, termasuk direktur sayap kontraterorisme dari agen mata-mata Inter-Services Intelligence yang berbasis militer di negara itu.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan, Sedikitnya 20 Orang Tewas dan 96 Lainnya Terluka

Korban tewas bom bunuh diri di sebuah masjid di barat laut Pakistan naik menjadi 88 orang seperti diungkapkan pejabat keamanan Pakistan hari Selasa, (31/1/2023). (Sumber: AP Photo/Zubair Khan)

Pejabat keamanan hari Senin mengatakan, pria bersenjata itu dilacak dan tewas dalam baku tembak di barat laut, dekat perbatasan Afghanistan.

TTP terpisah, tetapi merupakan sekutu dekat Taliban Afghanistan. Mereka telah mengobarkan pemberontakan di Pakistan dalam 15 tahun terakhir, mencari penegakan hukum Islam yang lebih ketat, pembebasan anggotanya dalam tahanan pemerintah dan pengurangan kehadiran militer Pakistan di wilayah provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang telah lama digunakan sebagai basisnya.

Taliban Pakistan adalah kelompok militan yang dominan di provinsi itu, dan Peshawar sering menjadi tempat serangan. Pada tahun 2014, faksi Taliban Pakistan menyerang sebuah sekolah yang dikelola tentara di Peshawar dan menewaskan 154 orang, kebanyakan anak sekolah.

Afiliasi regional dari kelompok Negara Islam juga berada di balik serangan mematikan di Pakistan dalam beberapa tahun terakhir. Secara keseluruhan, kekerasan meningkat sejak Taliban Afghanistan merebut kekuasaan di negara tetangga Afghanistan pada Agustus 2021, ketika pasukan AS dan NATO ditarik keluar dari negara itu setelah perang selama 20 tahun.

Gencatan senjata pemerintah Pakistan dengan TTP berakhir karena negara itu masih menghadapi banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya musim panas lalu yang menewaskan 1.739 orang, menghancurkan lebih dari 2 juta rumah, dan pada satu titik menenggelamkan sepertiga dari negara itu.

 

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU