> >

Menlu Retno: ASEAN akan Rampungkan Pakta untuk Cegah Konflik di Laut China Selatan

Kompas dunia | 4 Februari 2023, 16:39 WIB
Dari kiri ke kanan Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abdul Kair, Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai, Menteri Luar Negeri Vietnam Bui Thanh Son, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith, Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Erywan Yusof, Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn, Menteri Luar Negeri Timor Leste Adaljiza Magno, dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn dalam sesi foto bersama dalam pertemuan antarmenteri luar negeri ASEAN di Jakarta, Indonesia, Sabtu (4/2/2023). (Sumber: AP Photo/Achmad Ibrahim)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Para menteri luar negeri ASEAN berjanji akan merampungkan pakta untuk mencegah konflik antara negara-negara kawasan dengan Beijing di Laut China Selatan yang menjadi sengketa.

Hal tersebut diumumkan para menlu ASEAN usai merampungkan pertemuan dua hari di Jakarta, Sabtu (4/2/2023).

Para menlu ASEAN juga disebut sepakat untuk menyatukan pendekatan demi mengimplementasikan Lima Poin Konsensus bagi junta militer Myanmar.

Konsensus itu telah disepakati antara para pemimpin ASEAN dan diktator Jenderal Min Aung Hlaing pada 2021 silam.

Empat negara ASEAN, termasuk Indonesia, diketahui terlibat perselisihan teritorial dengan China di Laut China Selatan.

Beberapa tahun belakangan, Beijing menggelar negosiasi sporadis dengan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu "kode etik" di perairan itu.

Baca Juga: Pertemuan Menlu Asean 2023 di Jakarta Berakhir, Ada Tiga Hal yang Dibicarakan

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut Indonesia siap menggelar serangkaian negosiasi untuk membentuk pakta tentang Laut China Selatan.

Ia menyebut anggota ASEAN berkomitmen untuk membereskan negosiasi "secepat mungkin."

"Para anggota (ASEAN) juga berkomitmen untuk mempromosikan implementasi suatu declaration of conduct," kata Retno, Sabtu, dikutip Associated Press.

Sementara itu, kepala bidang kerja sama ASEAN di Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto Suryodipuro, menyebut negara-negara ASEAN akan mendorong agar negosiasi dilakukan tahun ini dan mempertimbangkan pendekatan-pendekatan baru.

"Kita semua sepakat bahwa itu (kode etik) harus efektif dan dapat diimplementasikan sesuai hukum internasional," kata Sidharto sambil menambahkan bahwa Indonesia akan melibatkan lebih banyak negara di luar China dalam proses negosiasi.

"Ini masih dalam tahap eksplorasi. Kami belum tahu itu akan rampung seperti apa. Namun, sebagaimana Anda tahu, negosiasi itu proses kunci yang mana hendak kami intensifkan," lanjutnya.

China sendiri ramai dikriitik karena militerisasi Laut China Selatan. Namun, Beijing mengeklaim keseluruhan perairan itu dengan batas imajiner "sembilan garis putus-putus" atau "nine-dash line."

Vietnam sejauh ini vokal mengkritik Beijing menyusul militerisasi tujuh pulau dekat perairannya yang kini dilengkapi sistem persenjataan.

Indonesia tadinya tidak menentang klaim China atas Laut China Selatan, tetapi berubah sikap usai Beijing mengeklaim sebagian zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di utara Natuna.

Baca Juga: Menlu Retno Ungkap Arti Tema Keketuaan ASEAN Indonesia 2023: Relevansi hingga Ekonomi
 

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU