> >

Belasan Perusahaan Besar China Masuk Daftar Hitam Ekspor AS, Beijing Tak Terima

Kompas dunia | 4 Maret 2023, 13:54 WIB
Foto arsip. Juru bicara Kementerian Luar Negeri, China Mao Ning di Beijing, Jumat, (6/1/2023). Pemerintah China mendamprat Amerika Serikat (AS) usai belasan perusahaan dari negeri Tirai Bambu itu masuk daftar pembatasan ekspor teknologi AS. (Sumber: Kemlu China/FMPRC)

BEIJING, KOMPAS.TV - Pemerintah China mendamprat Amerika Serikat (AS) usai belasan perusahaan dari negeri Tirai Bambu itu masuk daftar pembatasan ekspor teknologi AS.

Ketujuh belas perusahaan tersebut, termasuk BGI Group—organisasi raksasa di bidang analisis genetik, dibatasi AS karena alasan keamanan atau pelanggaran hak asasi manusia.

Departemen Perdagangan AS menyebut BGI Group mungkin membantu program surveilans pemerintah China. Beijing sendiri dituduh membangun basis data genetis dan telah mengumpulkan data dari komunitas muslim dan minoritas lain.

Sementara itu, belasan perusahaan lain terkena sanksi karena dugaan keterlibatan dalam program modernisasi militer Partai Komunis China, pengembangan senjata di Iran dan Pakistan, serta pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar.

Baca Juga: Pria di China Gugat Putrinya yang Masih Kuliah karena Tolak Mengurusnya Usai Alami Kecelakaan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menuduh Washington “membuat-buat alasan” untuk menyingkirkan entitas bisnis China. 

“Berhentilah menyelewengkan berbagai alasan untuk meredam perusahaan-perusahaan China dengan tak masuk akal,” kata Mao, Jumat (3/3/2023), dikutip Associated Press.

Washington sendiri menuduh China menggunakan perusahaan sipil untuk mencuri teknologi-teknologi cip prosesor, eksplorasi angkasa luar, dan teknologi lain yang bisa digunakan untuk membuat senjata.

Menanggapi tuduhan tersebut, Mao menyebut AS sekadar ingin menghentikan kompetitor perdagangan mereka.

Mao pun menyebut Beijing akan “mempertahankan hak-hak absah” perusahaan, tetapi tidak menjabarkan tindakan lebih lanjut.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU