> >

Iran Buka Suara soal Pemulihan Hubungan Diplomatik dengan Arab Saudi

Kompas dunia | 14 Maret 2023, 05:25 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi. Misi Iran ke PBB mengatakan kesepakatan dengan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan bilateral akan membantu penyelesaian politik bagi perang di Yaman.  (Sumber: Vahid Salemi/Associated Press)

KAIRO, KOMPAS.TV - Misi Iran ke PBB mengatakan kesepakatan dengan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan bilateral akan membantu penyelesaian politik bagi perang di Yaman.

Dilansir Arab News, Senin (13/3/2023), Iran dan Arab Saudi sepakat memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan mereka setelah tujuh tahun ketegangan yang hampir memicu konflik dan memperburuk ketegangan di seluruh wilayah.

Iran lama dituduh oleh pemerintah barat dan pakar PBB menyediakan senjata kepada Houthi. Militer barat berulang kali mengintersep kapal yang menuju Yaman membawa senjata Iran di Laut Merah.

Sementara Teheran membantah tuduhan memberikan senjata kepada Houthi.

China memediasi terobosan diplomatik besar antara Teheran dan Riyadh, yang diyakini secara luas menurunkan kemungkinan konflik bersenjata antara saingan regional, baik secara langsung maupun dalam konflik proksi.

Mengutip pernyataan dari misi Iran di PBB, IRNA news agency mengatakan kesepakatan dengan Arab Saudi akan mempercepat upaya memperbaharui perjanjian gencatan senjata yang kedaluwarsa, membantu memulai dialog nasional, dan membentuk pemerintahan nasional yang inklusif di Yaman.

Gencatan senjata, yang merupakan yang terpanjang dalam konflik Yaman, berakhir pada Oktober. Namun, kedua belah pihak menahan diri untuk tidak melakukan tindakan eskalasi serius yang bisa menyebabkan pertempuran meletus, karena negosiasi sedang berlangsung antara Houthi dan Arab Saudi untuk memperbaharui kesepakatan.

Baca Juga: Indonesia Senang Iran dan Arab Saudi Normalisasi Hubungan, Ini yang Diharapkan

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Misi Iran ke PBB mengatakan kesepakatan dengan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan bilateral akan membantu penyelesaian politik bagi perang di Yaman. (Sumber: Athit Perawongmetha/Pool Photo via AP)

Houthi tampaknya menyambut baik kesepakatan tersebut, sambil mengkritik AS dan Israel, musuh utama Iran.

"Wilayah ini membutuhkan kembalinya hubungan normal antara negara-negaranya, melalui mana masyarakat Islam dapat mendapatkan kembali keamanannya yang hilang akibat intervensi asing, yang dipimpin oleh Zionis dan Amerika," kata Mohamed Abdulsalam, juru bicara pemberontak dan negosiator utama.

Abdel-Bari Taher, komentator politik Yaman dan mantan kepala Serikat Wartawan, menyebut kesepakatan Arab Saudi-Iran sebagai "langkah pertama yang positif."

Dia mendesak Tehran dan Riyadh lebih membebani sekutu mereka di Yaman untuk mengakhiri konflik dan meredakan ketegangan di wilayah lain.

"Mereka harus membebani sekutu mereka untuk terlibat secara positif dalam upaya PBB memulai kembali pembicaraan politik antara Yaman," katanya.

"Yaman adalah titik panas dan sensitif dalam persaingan regional. Jika itu diselesaikan, itu akan meredakan ketegangan di daerah lain di wilayah itu."

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Arab News


TERBARU