> >

Erdogan: Turki Kini Dukung Keanggotaan Finlandia dalam Aliansi NATO

Kompas dunia | 18 Maret 2023, 02:45 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, hari Jumat (17/3/2023) mengatakan pemerintahannya melanjutkan pengesahan aplikasi NATO Finlandia, membuka jalan bagi negara itu bergabung dengan NATO tersebut lebih awal daripada Swedia. (Sumber: AP Photo)

ISTANBUL, KOMPAS.TV – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemerintahannya melanjutkan pengesahan aplikasi NATO Finlandia, Jumat (17/3/2023). Ini membuka jalan bagi Finlandia bergabung dengan NATO lebih awal daripada Swedia seperti laporan Associated Press, Sabtu (18/3/2023).

Terobosan ini terjadi ketika Presiden Finlandia Sauli Niinisto berada di Ankara bertemu dengan Erdogan. Baik Finlandia maupun Swedia mengajukan permohonan menjadi anggota NATO 10 bulan lalu setelah invasi Rusia ke Ukraina, mengabaikan dekade non-aliensi.

NATO membutuhkan persetujuan bulat dari 30 anggotanya untuk memperluas, Turki dan Hongaria adalah satu-satunya negara yang belum mengesahkan permohonan negara-negara Nordik tersebut.

Pemerintah Turki menuduh baik Swedia maupun Finlandia terlalu lembut terhadap kelompok-kelompok yang dianggap organisasi teror, tetapi mengekspresikan keberatan yang lebih besar terhadap Swedia.

"Ketika datang memenuhi janjinya dalam memorandum persepahaman trilateral, kami melihat Finlandia mengambil langkah-langkah otentik dan konkret," kata Erdogan dalam konferensi pers di Ankara setelah pertemuan dengan Niinisto.

"Kesensitifan ini terhadap keamanan negara kami dan berdasarkan kemajuan yang dicapai dalam protokol aksesi Finlandia ke NATO, kami memutuskan memulai proses ratifikasi di parlemen kami," tambah sang presiden.

Dengan persetujuan Erdogan, aplikasi Finlandia sekarang dapat dibawa ke parlemen Turki, di mana partai Presiden dan sekutunya memegang mayoritas. Pengesahan diharapkan sebelum Turki mengadakan pemilihan presiden dan parlemen yang dijadwalkan pada 14 Mei.

Menanggapi kemauan Turki mempertimbangkan pengesahan akses Swedia ke NATO, Erdogan mengatakan itu akan "tergantung pada langkah-langkah yang solid yang akan diambil Swedia."

Baca Juga: Sebut Swedia Problematik, Menlu Turki Mengaku Bisa Loloskan Aksesi Finlandia ke NATO

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, hari Jumat (17/3/2023) mengatakan pemerintahannya melanjutkan pengesahan aplikasi NATO Finlandia, membuka jalan bagi negara itu bergabung dengan NATO tersebut lebih awal daripada Swedia. (Sumber: AP Photo)

Menjelaskan perbedaan antara negara-negara Nordik dari sudut pandang Ankara, Erdogan mengklaim Swedia "menganut terorisme," dan mengutip demonstrasi pendukung militan Kurdi di jalanan Stockholm. "Demonstrasi semacam itu tidak terjadi di Finlandia," katanya. "Oleh karena itu, kami harus mempertimbangkan (Finlandia) secara terpisah dari Swedia."

Niinisto menyambut baik kemauan Turki memajukan permohonannya, tetapi juga mengekspresikan solidaritas dengan negaranya. "Saya merasa keanggotaan NATO Finlandia tidak lengkap tanpa Swedia," katanya.

Presiden Finlandia, Sauli Niinisto, mengharapkan pada pertemuan puncak NATO bulan Juli di ibu kota Lithuania, Vilnius, akan dihadiri oleh aliansi dari 32 anggota.

Pada bulan Juni tahun lalu, Turki, Finlandia, dan Swedia menandatangani nota kesepahaman mengatasi perbedaan mengenai keanggotaan negara Nordik tersebut.

Dalam dokumen tersebut, dijelaskan Ankara merasa Stockholm dan Helsinki tidak serius dalam menanggapi keprihatinan mereka terhadap mereka yang dianggap teroris, terutama para pendukung militan Kurdi yang memberontak selama 39 tahun di Turki dan orang-orang yang Ankara kaitkan dengan upaya kudeta pada tahun 2016.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU