> >

Inggris Berencana Kirim Peluru Tank dengan Uranium Terdeplesi ke Ukraina, Rusia Ancam Konsekuensi

Krisis rusia ukraina | 22 Maret 2023, 23:55 WIB
Arsip. Prajurit Ukraina mengendarai tank menuju posisi di garis depan di dekat Bakhmut, Ukraina, Rabu, 8 Maret 2023. Federasi Rusia mengecam rencana pemerintah Inggris Raya untuk mengirim pasokan peluru tank dengan uranium terdeplesi ke Ukraina. Uranium terdeplesi sendiri merupakan uranium dengan kadar isotop lebih rendah dari uranium alami. (Sumber: AP Photo/Evgeniy Maloletka)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Federasi Rusia mengecam rencana pemerintah Inggris Raya untuk mengirim pasokan peluru tank dengan uranium terdeplesi ke Ukraina. Uranium terdeplesi sendiri merupakan uranium dengan kadar isotop lebih rendah dari uranium alami.

Sebagai logam berat dengan kepadatan melebihi timah, uranium terdeplesi dimanfaatkan militer untuk peluru karena memiliki massa jenis terbesar dan memperbesar kekuatan tembus peluru.

Baca Juga: Rusia dan Prancis Tetap Saling Kirim Uranium Walau Berkonflik soal Ukraina dengan Sederet Sanksi

"Kebijakan ini tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi serius baik bagi hubungan bilateral Rusia-Inggris Raya atau di level internasional, saat reaksi awal dari berbagai negara telah mengindikasikan penolakan penuh atas rencana London," demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia dikutip The Guardian, Rabu (22/3/2023).

"Kami tidak akan membiarkan tindakan seperti itu tanpa balasan. Melanggar norma fundamental hukum internasional, London tak boleh lupa bahwa mereka harus menanggung tanggung jawab penuh atas ini," lanjut pernyataan tersebut.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Moskow akan merespons jika Inggris Raya jadi mengirimkan peluru tank dengan uranium terdeplesi. Putin menyebut Barat mulai "menggunakan senjata dengan komponen nuklir" dengan rencana tersebut.

Di lain sisi, Menteri Luar Negeri Inggris Raya James Cleverley menegaskan bahwa peluru tank yang dikirimkan bukanlah senjata nuklir. Cleverley menyebut pengiriman itu tidak akan memicu eskalasi nuklir.

"Itu bukan amunisi nuklir, itu adalah amunisi yang pada dasarnya konvensional," kata Cleverley.

"Jadi tidak akan ada eskalasi nuklir. Satu-satunya negara yang bicara masalah nuklir adalah Rusia," lanjutnya.

Baca Juga: ICC Dapat Tambahan Dana Rp75 Miliar untuk Usut Kejahatan Perang Rusia, Bisakah Tangkap Putin?

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Guardian


TERBARU