> >

Pesawat Alami Turbulensi Ekstrem, 10 Orang Cedera dan Makanan Menumpahi Penumpang

Kompas dunia | 25 Maret 2023, 09:05 WIB
Kondisi di dalam pesawat yang mengalami turbulensi dalam penerbangan Luanda menuju ke Lisabon, Kamis (23/3/2023). (Sumber: CEN Via Daily Mail)

LISBON, KOMPAS.TV - Sebuah pesawat mengalami turbulensi ekstrem dan menyebabkan kekacauan dalam penerbangan.

Dilaporkan 10 orang cedera dan banyak makanan menumpahi penumpang setelah berterbangan karena turbulensi itu.

Insiden tersebut terjadi dalam penerbangan dari Angola ke Portugal, Kamis (23/3/2023) lalu.

Rekaman insiden di pesawat memperlihatkan bagaimana makanan, nampan, dan peralatan makanan plastik berserakan di Lorong dalam penerbangan dari Luanda ke Lisbon.

Baca Juga: Korea Utara Uji Coba Drone Bawah Air, Ancam Bisa Sebabkan Tsunami Radioaktif Skala Super Besar

Noda makanan dan minuman terlihat di seluruh kabin, termasuk di panel langit-langit yang retak dan berlubang.

Baki plastic bahkan terlihat terjepit di celah di atas tempat sampah.

Dikutip dari Daily Mail, media di Portugal melaporkan bahwa setidaknya 1o orang, termasuk dua awak pesawat terluka dalam penerbangan Hi Fly, yang dioperasikan oleh TAAG Angola Airlines.

TAAG mengatakan kondisi atmosfer yang buruk menyebabkan turbulensi, yang dilaporkan terjadi saat pesawat terbang di atas Republik Demokratik Kongo.

Delapan penumpang dilaporkan membutuhkan bantuan medis.

Seorang dokter yang ada di dalam penerbangan membantu salah satu korban yang terluka.

TAAG mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ambulans dan tim medis dikirim ke Bandara Lisbon, tempat pesawat mendarat pukul 8.37 malam, sekitar 7 jam dan 18 menit setelah lepas landas.

Baca Juga: Kondisi Terkini Pertempuran Bakhmut, Ukraina Tegaskan Keadaan Tengah Distabilkan

Media Portugal melaporkan banyak penumpang menunjukkan gejala-gejala kecemasan karena insiden tersebut.

Hujan deras di Ibu Kota Angola menyebabkan penerbangan ke Lisbon yang dijadwalkan pada hari itu ditunda karena landasan yang licin.

Uni Eropa (UE) telah melarang pesawat TAAG memasuki wilayah udara Eropa pada Juli 2007 karena masalah keamanan.

Larangan tersebut kemudian dicabut sepenuhnya pada April 2019, menyusul sejumlah relaksasi parsial selama bertahun-tahun.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : Daily Mail


TERBARU