> >

Kegembiraan sekaligus Kesedihan Warnai Perayaan Idulfitri di Berbagai Belahan Dunia

Kompas dunia | 22 April 2023, 00:05 WIB
Dua gadis Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa saat Idulfitri 1444 Hijriah. Hari libur Idulfitri membawa kedamaian dan kegembiraan, namun juga kesedihan bagi umat muslim di seluruh dunia yang merayakannya hari Jumat (21/4/2023). Perayaan tersebut dinaungi tragedi akibat ledakan konflik di Sudan, sementara di negara-negara lain, hari raya terisi dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik. (Sumber: AP Photo)

Sehari sebelumnya, militer Sudan menolak negosiasi dengan pasukan paramiliter saingannya, yang dikenal sebagai Pasukan Dukungan Cepat, mengatakan hanya akan menerima penyerahan mereka sementara kedua belah pihak terus bertempur di Khartoum pusat dan bagian-bagian lain negara tersebut, mengancam upaya internasional untuk merundingkan gencatan senjata yang berkelanjutan.

Namun di bagian lain wilayah tersebut, rekonsiliasi baru-baru ini antara saingan berat Arab Saudi dan Iran telah memupuk harapan perdamaian.

Di Yaman, rekonsiliasi Saudi-Iran meningkatkan kemungkinan berakhirnya perang saudara yang telah berubah menjadi konflik proksi dan merusak negara yang miskin sejak tahun 2014.

Pejabat Saudi dan pemberontak Houthi yang didukung Iran baru-baru ini memulai pembicaraan di ibu kota Yaman, Sanaa. Selama hari-hari terakhir Ramadan, kedua belah pihak yang berperang menukar ratusan tawanan yang ditangkap selama konflik tersebut.

Namun, momen harapan tersebut ternoda oleh kerusuhan hari Rabu malam di acara amal di ibu kota yang dikuasai pemberontak yang menewaskan setidaknya 78 orang dan melukai 77 orang.

Idulfitri tahun ini juga datang di tengah eskalasi kekerasan di Israel dan Palestina.

Baca Juga: Kaum Lelaki Arab Saudi Berbondong-Bondong Memangkas Rambut, Agar Lebih Tampan di Perayaan Idulfitri

Salat Id di Masjid Al-Fatih, Istanbul, Jumat (21/4/2023). Hari libur Idulfitri membawa kedamaian dan kegembiraan, namun juga kesedihan bagi umat muslim di seluruh dunia yang merayakannya hari Jumat (21/4/2023). Perayaan tersebut dinaungi tragedi akibat ledakan konflik di Sudan, sementara di negara-negara lain, hari raya terisi dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik. (Sumber: AP Photo)

Alaa Abu Hatab dan satu-satunya anak perempuannya memulai perayaan Hari Raya Idulfitri di Jalur Gaza, Palestina, dengan mengunjungi makam istri dan empat anaknya yang tewas dalam serangan udara Israel pada Hari Raya Idulfitri tahun 2021. Serangan itu juga menewaskan saudara perempuan Abu Hatab beserta anak-anaknya.

"Karena mereka tewas di Hari Raya, saya sangat merindukan mereka terutama saat Idulfitri. Saya merindukan tawa mereka," kata Abu Hatab, sambil berdiri di dekat makam keluarganya bersama putrinya yang berusia enam tahun, Maria. Hari raya ini menjadi "pemandangan penuh rasa sakit dan kehilangan," katanya.

Di Kabul, Afghanistan, jemaah berkumpul di bawah pengawasan pemerintah Taliban, kata Abdul Matin yang berusia 35 tahun. "Saya berharap selain keamanan kita juga memiliki penghasilan dan pekerjaan yang baik. Sayangnya, orang tidak mampu membeli kebutuhan mereka di saat sulit seperti ini."

Di Turki dan Suriah, banyak yang masih berduka atas kehilangan orang-orang terkasih akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 yang melanda kedua negara pada 6 Februari, yang menewaskan lebih dari 50.000 orang.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Jumat melakukan salat Id di Hagia Sophia, gereja Bizantium abad ke-6 di Istanbul yang diubah menjadi masjid pada abad ke-15. Gereja itu menjadi museum tahun 1934 dan diubah kembali menjadi masjid tiga tahun yang lalu.

Erdogan, yang menghadapi pemilihan bulan depan di tengah krisis ekonomi dan dampak gempa bumi, membagikan cokelat dan kue kepada para wartawan di luar masjid yang kini dinamai Masjid Agung Ayasofya Suci.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU