> >

Mengenal Kamboja, SEA Games 2023 dan Negeri Damai yang Pernah Hancur saat Jadi Komunis

Kompas dunia | 12 Mei 2023, 08:32 WIB
Bendera Kamboja (Sumber:Kompas.com )

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pesta olah raga Asia Tenggara atau SEA Games 2023 masih berlangsung hingga 17 mendatang.

Banyak cerita dari pesta olah raga ini, mulai dari kursi di plastik ruang ganti para pemain sepak bola hingga cerita pesilat Indonesia Bayu Lesmana yang diminta mundur hingga dinyatakan kalah WO.

Seharusnya Bayu menghadapi petarung tuan rumah, Non Sromoachkroham, dalam pertandingan perebutan emas. 

Di luar soal pesta olah raga, Kamboja adalah negeri yang pernah porak poranda karena perang saudara antara tahun 1975-1979.

Dimulai ketika 17 April 1975 saat Pnom Penh jatuh ke tangan gerilyawan komunis Khmer Merah pimpinan Lon Nol.

Setelah itu, negeri yang semula dijuluki "Pulau Damai" selama lima tahun rakyat Kamboja hidup dalam penindasan dan ketakutan. Salah satu kisah yang cukup fenomenal dituturkan oleh Haing Ngor  dalam bukunya A Cambodian Odyssey diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi "Neraka Kamboja" (penerbita Gramedia Pustaka Utama, 1990). 

Baca Juga: Pengakuan Pesilat RI Bayu Lesmana Dipaksa Mundur dari SEA Games agar Atlet Kamboja Dapat Medali Emas

Dalam buku tersebut, Ngor mengisahkan, "Antara tahun 1975 dan 1979, gaya hidup kami yang tradisional di Kamboja oleh Pol Pot beserta orang-orang Komunis Khmer Merah-nya diganti dengan suatu eksperimen kehidupan gaya komunis yang dilancarkan secara besar-besaran dan brutal," tulis Ngor di halaman awal bukunya.

Setelah itu, Ngor dan keluarganya hidup dalam "neraka".

Katanya, "Bagi orang Kamboja, beras merupakan bahan makanan pokok. Sebelum Khmer Merah merebut kekuasaan, kami biasa makan beras setiap hari. Di bawah Khmer Merah, kami nyaris tidak pernah lagi makan nasi-bukan nasi seperti seharusnya, yang pulen dan masir, dengan kepulauan uapnya yang segar dan wangi menghambur dari mangkuk."

Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU