Suhu Panas Luar Biasa di India Utara, Dokter Sarankan Manula Tidak Keluar Rumah
Kompas dunia | 18 Juni 2023, 06:50 WIBLUCKNOW, KOMPAS.TV - Suhu panas luar biasa membuat setidaknya 34 orang meninggal dalam dua hari terakhir, saat sebagian besar wilayah negara bagian utara India, Uttar Pradesh, dilanda panas yang sangat terik.
Hal ini membuat para dokter menyarankan warga yang berusia di atas 60 tahun untuk tetap berada di dalam rumah saat siang hari, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Sabtu (17/6/2023).
Korban meninggal semuanya berusia di atas 60 tahun dan punya kondisi kesehatan yang rapuh, yang mungkin diperburuk oleh panas yang sangat ekstrem. Kematian tersebut terjadi di distrik Ballia, sekitar 300 kilometer (200 mil) di tenggara Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh.
Sebanyak 23 kematian dilaporkan pada hari Kamis dan 11 kematian lainnya terjadi pada hari Jumat, kata Petugas Medis Utama Ballia, Jayant Kumar.
"Semua individu tersebut menderita beberapa penyakit dan kondisi mereka memburuk akibat panas yang sangat ekstrem," kata Kumar kepada Associated Press pada hari Sabtu. Ia mengatakan sebagian besar kematian disebabkan oleh serangan jantung, stroke otak, dan diare.
Diwakar Singh, petugas medis lainnya, mengatakan orang-orang ini dirawat di rumah sakit utama Ballia dalam kondisi kritis. "Orang tua rentan terhadap panas ekstrem juga," ujarnya.
Data Departemen Meteorologi India menunjukkan Ballia melaporkan suhu maksimum 42,2 derajat Celsius (108 derajat Fahrenheit) pada hari Jumat, yang merupakan 4,7 derajat C (8 F) di atas normal.
Baca Juga: India Tidak Berencana Undang Ukraina ke KTT G20 September Nanti
Musim panas yang sangat panas telah menyebabkan pemadaman listrik di seluruh negara bagian tersebut, membuat orang-orang tidak punya air yang mengalir, kipas angin, atau alat pendingin udara. Banyak yang melakukan protes.
Kepala Menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, memastikan kepada masyarakat bahwa pemerintah sedang mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan pasokan listrik yang tidak terputus di negara bagian tersebut. Ia mengimbau warga untuk bekerja sama dengan pemerintah dan menggunakan listrik secara bijaksana.
"Setiap desa dan setiap kota harus menerima pasokan listrik yang memadai selama musim panas yang sangat terik ini. Jika terjadi gangguan, harus segera ditangani," ujarnya pada Jumat malam dalam sebuah pernyataan.
Bulan-bulan musim panas utama, April, Mei, dan Juni, umumnya panas di sebagian besar bagian India sebelum hujan muson membawa suhu yang lebih dingin. Namun, suhu telah menjadi lebih intens dalam satu dekade terakhir.
Selama gelombang panas, negara tersebut biasanya juga mengalami kekurangan air yang parah, dengan puluhan juta dari 1,4 miliar penduduknya kekurangan air yang mengalir.
Sebuah studi oleh World Weather Attribution, sebuah kelompok akademik yang mempelajari sumber panas ekstrem, menemukan gelombang panas yang sangat terik pada bulan April di beberapa bagian Asia Selatan menjadi setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.
Pada bulan April, panas tersebut menyebabkan 13 orang meninggal dalam sebuah acara pemerintah di ibu kota keuangan India, Mumbai, dan mendorong beberapa negara bagian untuk menutup semua sekolah selama seminggu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press