> >

Korea Utara Ngamuk, Jepang Bakal Buang Air Limbah Nuklir Fukushima ke Laut, Disebut Tak Manusiawi

Kompas dunia | 10 Juli 2023, 11:04 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi di kota Okuma, Prefektur Fukushima di utara Tokyo, Jepang. Foto diambil pada 13 Februari 2021. (Sumber: Kyodo News via AP)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara mengamuk Jepang bakal membuang air limbah nuklir Fukushima ke lautan.

Negara yang dipimpiun Kim Jong-un itu pun menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menghentikan rencana tersebut.

Upaya Jepang membuang air limbah nuklir yang berasal dari kebocoran PLTN Fukushima memang menimbulkan tentangan dari negara tetangga.

Sebelumnya, China, Korea Selatan dan sejumlah kepulauan Pasifik menentang rencana itu.

Baca Juga: Jurnalis Meksiko Ditemukan Tewas Setelah Sempat Hilang, Ada Pesan Terukir di Jasadnya

Mereka semua mengungkapkan kekhawatiran akan menimbulkan potensi yang merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat.

“Komunitas Internasional tak boleh diam dan menyaksikan aksi kejahatan, tidak manusiawi dan berperang dengan kekuatan korup yang mencoba mengganggu rumah manusia di planet biru ini,” bunyi pernyataan dari Departemen Perlindungan Tanah dan Lingkungan Korea Utara dikutip dari CNN.

“Kita harus bersatu untuk sepenuhnya menghentikan dan menghancurkan mereka,” tambahnya.

Laporan tersebut dikeluarkan setelah Badan Atom PBB (IAEA) mengatakan bahwa rencana Jepang membuang air limbah nuklir ke laut sangat aman.

Mereka juga menegaskan bahwa rencana tersebut sejalan dengan standar internasional untuk keamanan lingkungan.

Jepang telah merencanakan akan membuang alir limbah nuklir itu pada musim panas ini.

Sebelumnya pada Jumat (8/7/2023), Bea Cukai China telah melarang impor makanan dan 10 prefektur Jepang termauk Fukushima akan tetap diterapkan.

Mereka juga akan memperkuat inspeksi untuk mengawasi adanya bahan radioaktif untyuk memastikan keamanan impor makanan Jepang ke China.

Persetujuan IAEA sendiri tak begitu meyakinkan bagi nelayan dan warga yang terdampak bencana kebocoran PLTN Fukushima pada 2011 lalu.

IAEA mengungkapkan tak ada opsi yang lebih baik untuk menangani penumpukan besar-besaran air limbah nuklir yang dikumpulkan sejak bencana.

“Kami telah melihat kebijakan dasar ini selama lebih dari dua tahun. Kami menilainya dengan standar paling ketat yang ada,” ujar Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi.

Baca Juga: Jepang Mau Buang Air Limbah Nuklir ke Laut, China Larang Impor Makanan dari Jepang

“Kami merasa takin apa yang kami katakan, dan skema itu yang kami tawarkan,” tambahnya.

Bencana gempa dan tsunami Jepang pada 2011 membuat inti reaktor PLTN Fukushima mengalami overheat dan mengontaminasi air di fasilitas tersebut dengan material radioaktif berskala tinggi.

Sejak itu, air baru dipompa untuk mendinginkan puing-puing bahan bakar di dalam reaktor.

Air tanah dan air hujan juga bocor dan masuk ke area tersebut, menghasilkan lebih banyak air limbah radioaktif yang berukuran 1,32 juta metrik ton, cukup untuk mengisi lebih dari 500 kolam renang berukuran Olimpiade.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : CNN


TERBARU