> >

Afrika Terancam Kelaparan, Semakin Buruk Karena Tak Dapat Pasokan Makanan dari Ukraina

Kompas dunia | 21 Juli 2023, 11:08 WIB
Abdikadir Omar berjalan ke tempat penampungan bersama istri dan anak-anaknya, yang melakukan perjalanan 12 hari dari Somalia untuk mencari makanan dan keamanan, ke kamp pengungsi Dadaab di Kenya utara, Kamis, 13 Juli 2023. Negara-negara Afrika terancam kekurangan pasokan makanan, terutama karena konflik Rusia dan Ukraina yang masih terus berlangsung. (Sumber: The Associated Press)

Pekerja bantuan mengatakan pengurangan ransum cenderung memperburuk malnutrisi. Di salah satu daerah di Dadaab, Hagadera, sudah ditemukan 384 kasus kekurangan gizi pada paruh pertama tahun ini, menurut Komite Penyelamatan Internasional.

Bangsal malnutrisi di Hagadera dipenuhi bayi yang menangis. Dool Abdirahman, 25, tiba dengan bayi perempuannya yang kekurangan gizi pada bulan November. Keluarga tersebut melarikan diri dari Somalia ketika bayi tersebut mengalami hidrosefalus, atau penumpukan cairan di otak. 

Manajer kesehatan Komite Penyelamatan Internasional di Dadaab, Barbara Muttimos, mengatakan bahwa bahkan jatah pasta kacang padat nutrisi yang digunakan untuk merawat anak-anak yang kekurangan gizi akut dan parah, terancam akan berkurang karena dana semakin sedikit dan bertambahnya jumlah orang yang kelaparan.

Baca Juga: Rusia Gempur Odessa dan Kota Pelabuhan Selatan Lain 3 Malam Berturut-turut

Tetapi bagi ibu-ibu seperti Mabina Ali Hassan, 38, kondisi di Dadaab lebih baik daripada yang dia alami di kampung halamannya di Somalia, di mana konflik telah membuat negara itu tidak stabil selama tiga dekade terakhir.

“Saya menyesal kembali ke Somalia pada 2016 ketika saya mendengar disana sudah lebih aman,” kata ibu delapan anak itu. “Bayi ini lahir di sana dan tidak bisa mendapatkan perawatan kesehatan karena rumah sakit tidak dilengkapi peralatan.” Dia mengatakan dia kembali ke kamp pengungsi ketika putranya, yang sekarang berusia satu tahun, mengalami kekurangan gizi.

Maryan Mohamed, 30, mengatakan dia beruntung berada di antara para pengungsi yang baru terdaftar. Mantan pemilik kedai teh dan keenam anaknya tiba di Dadaab pada bulan Maret dan selama empat bulan hidup dari bantuan makanan dari teman-teman yang sudah terdaftar.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU