> >

Pemimpin Kudeta Niger Ketakutan, Tutup Wilayah Udara karena Ancaman Intervensi Kekuatan Asing

Kompas dunia | 7 Agustus 2023, 17:28 WIB
Jenderal Abdourahamane Tchiani, kepala pengawal presiden yang berkuasa di Niger dan mengambil alih kekuasaan melalui kudeta militer, adalah seorang veteran militer yang pernah berhasil menggagalkan pemberontakan serupa di negara barat Afrika yang kerap terganggu ini. (Sumber: Tagesschau)

NIAMEY, KOMPAS.TV - Pemimpin kudeta militer Niger menutup wilayah udara negara itu hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Mereka diyakini ketakutan atas adanya ancaman intervensi militer dari kekuatan asing.

Laman pelacakan penerbangan Flightradar24 menunjukkan, saat ini tak ada penerbangan di wilayah udara Niger.

Kelompok Ekonomi Asia Barat, Ecowas, sebelumnya memperingatkan akan menggunakan kekuatan jika Presiden Mohamed Bazoum tak dibebaskan pada Minggu (6/8/2023) pukul 23.00 waktu setempat.

Baca Juga: Gelombang Panas Landa Jambore Dunia, Ini Kata Jokowi soal Kondisi Kontingen Indonesia

Dikutip dari BBC, juru bicara junta militer Niger menegaskan, angkatan bersenjata siap untuk membela negara mereka.

Bazoum ditahan pada 26 Juli, setelah pasukan pengawal Presiden Niger melakukan kudeta.

Komandan Pasukan Pengawal Presiden, Jenderal Abdourahmane Tchiani, yang juga pemimpin kudeta, akhirnya memproklamasikan diri sebagai pemimpin baru.

Kudeta itu pun mendapat kecaman dari dunia internasional, termasuk dari mantan penjajah Niger, Prancis, serta seluruh Uni Eropa (UE), juga PBB dan Amerika Serikat (AS).

Perwakilan junta Niger melalui pernyataan di televisi nasional mengatakan mereka mendapat informasi bahwa kekuatan asing bersiap untuk menyerang Niger.

Sebelumnya, pemimpin militer Ecowas mengatakan pada Jumat (4/7/2023) setelah melakukan pertemuan penting di Nigeria, bahwa mereka telah menyusun rencana terperinci untuk kemungkinan penggunaan kekuatan.

“Semua elemen yang akan masuk ke intervensi akhir telah dikerjakan di sini, termasuk sumber daya yang dibutuhkan, bagaimana dan kapan kita akan mengerahkan pasukan,” kata Komisoner Urusan Politik, Perdamaian dan Keamanan Ecowas, Abdel-Fatah Musah.

“Kami menginginkan diplomasi untuk dikerjakan, dan kami ingin agar pesan ini jelas ditransmisikan kepada mereka (junta Niger), bahwa kami memberi mereka setiap kesempatan untuk membalikkan apa yang telah mereka lakukan,” tambahnya.

Mereka mengeluarkan ultimatum sepekan lalu, menuntut para jenderal melepaskan kekuasaan pada tengah malam waktu setempat, yang kini telah berlalu.

Baca Juga: Kudeta Niger: Diancam Intervensi Militer, Uranium Dicuri Prancis hingga Minta Bantuan Wagner Group

Ecowas adalah blok perdagangan regional dari 15 negara Afrika Barat, termasuk Nigeria, Senegal, Togo dan Ghana.

Para pemimpin kudeta tampaknya tak menunjukkan tanda-tanda kesediaan untuk menyerahkan kekuasaan, dan pada Minggu, ribuan pendukung mereka berunjuk rasa menentang di Niamey.

Dua negara tetangga Niger, Burkina Faso dan Mali, sebelumnya memperingatkan mereka akan melakukan setiap intervensi militer luar di Niger sebagai deklarasi perang terhadap mereka.

Burkina Faso dan Mali sebenarnya merupakan anggota Ecowas, tetapi telah diskors dari blok itu sejak diperintah oleh junta militer.

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : BBC


TERBARU