> >

Profil Bos Wagner Yevgeny Prigozhin yang Diduga Tewas, Pernah Jual Hot Dog hingga Dipenjara

Kompas dunia | 24 Agustus 2023, 14:39 WIB
Pemimpin Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, dalam foto yang diambil dari video yang dirilis Dinas Pers Prigozhin pada Jumat, 3 Maret 2023. (Sumber: Prigozhin Press Service via AP)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Yevgeny Prigozhin, pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia Wagner Group tengah disorot usai diduga tewas dalam kecelakaan pesawat di dekat Kuzhekino, Tver, Rusia, Rabu (23/8/2023).

Badan penerbangan sipil Rusia, Rosaviatsia, mengatakan bahwa Prigozhin berada dalam pesawat itu dan namanya masuk dalam manifes pesawat.

“Berdasarkan data maskapai, penumpang yang berada di pesawat Embraer-13 itu termasuk Prigozhin Yevgeny,” demikian pernyataan dari Rosaviatsia. 

Baca Juga: Detik-detik Pesawat Bos Wagner Prigozhin Jatuh: Menukik Tajam, Tak Ada Panggilan Darurat

Profil Bos Wagner Prigozhin

Yevgeny Viktorovich Prigozhin lahir di Leningrad (sekarang St Petersburg) pada 1 Juni 1961. Dia merupakan anak tunggal dari Violetta Kirovna Prigozhina, seorang perawat, dan Viktor Yevgenyevich Prigozhin, seorang insinyur pertambangan.

Kakek Prigozhin merupakan kapten Tentara Merah selama Perang Dunia II yang bertempur di Pertempuran Rzhev dan menerima medali. 

Masa muda Prigozhin diwarnai dengan aksi kriminal dan pengalaman dipenjara. Saat usianya 18 tahun, dia tertangkap mencuri dan dijatuhi hukuman percobaan 2,5 tahun penjara. Dia menjalani hukuman dengan bekerja di pabrik kimia di Veliky Novgorod.

Pada 1980, dia berpartisipasi dalam perampokan besar-besaran. Pada 1981, dia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena perampokan, pencurian, penipuan, dan melibatkan anak di bawah umur dalam aktivitas kriminal.

Pada 1988, Mahkamah Agung Uni Soviet mengurangi hukumannya menjadi 10 tahun karena berperilaku baik. Setelah dibebaskan, Prigozhin kuliah di Institut Kimia dan Farmasi Leningrad, tapi gagal menyelesaikan studinya.

Sebuah video amatir menunjukkan pesawat yang diduga ditumpangi bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, menukik tajam sebelum jatuh, Rabu (23/8/2023). (Sumber: TELEGRAM/GREY ZONE Via BBC & The Sun)

Baca Juga: Joe Biden Curiga Putin Terlibat dalam Kematian Bos Wagner Prigozhin, Ada Peringatan Bagi Elit

Pernah Jual Hot Dog

Pada 1990, Prigozhin mulai menjual hot dog bersama ibu dan ayah tirinya di pasar terbuka Apraksin Dvor di Leningrad. Dia mulai terlibat dalam banyak bisnis baru.

Selama 1991-1997, dia terlibat dalam bisnis toko kelontong dan menjadi 15 persen pemangku kepentingan dan manajer Contrast, jaringan toko kelontong pertama di St Petersburg.

Prigozhin juga sempat terlibat bisnis perjudian hingga mendirikan kasino pertama di St Petersburg. Berbagai bisnis yang pernah dilakoninya, seperti konstruksi, riset pemasaran, hingga perdagangan luar negeri.

Pada 1995, dia mendirikan bisnis restoran hingga pada 2001 dia secara khusus menyajikan makanan kepada Vladimir Putin dan Presiden Prancis Jacques Chirac. Hingga dia semakin dekat dengan Putin.

Baca Juga: Bos Wagner Diduga Tewas, Nama Prigozhin Dipastikan Ada dalam Manifes Pesawat yang Jatuh

Mendirikan Wagner

Pada 2014, Prigozhin mendirikan perusahaan militer swasta bernama Wagner Group. Tentara bayaran Wagner disebut memiliki peran penting dalam proyeksi Putin di titik-titik konflik, seperti di Suriah, Libya, hingga Republik Afrika Tengah.

Tentara Wagner merupakan narapidana yang direkrut dari penjara Rusia. Mereka diduga mendapatkan bayaran yang besar dengan memberikan keamanan bagi pemimpin nasional hingga panglima perang. 

Di Ukraina, tentara bayaran Wagner menjadi kekuatan utama Rusia. Mereka membantu tentara Rusia melawan pasukan Ukraina, termasuk pertempuran paling berdarah di Bakhmut.

Pada Juni 2023, pasukan tentara bayaran Wagner Group membelot dari pemerintah Rusia. Prigozhin mengklaim pemberontakan ini dilakukan karena tentara Rusia menyerang kamp Wagner.

Putin sempat merilis video yang berisi sumpah akan menghancurkan pemberontakan yang dipimpin Prigozhin. Dia bilang, Prigozhin melakukan pengkhianatan.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Tribunnews, Kompas.com


TERBARU