> >

Rumor Normalisasi Arab Saudi-Israel, Palestina Keluarkan Syarat Mencengangkan

Kompas dunia | 7 September 2023, 09:00 WIB
Seorang bocah lelaki memegang bendera Palestina setelah pasukan Israel menghancurkan tenda dan bangunan lain di dusun Khirbet Humsu di Lembah Jordan, Tepi Barat, Rabu, 3 Februari 2021. (Sumber: Associated Press)

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Palestina langsung bereaksi setelah Arab Saudi disebut bakal melakukan normalisasi dengan Israel.

Kemungkinan itu meningkat setelah dilaporkan akan terjadi pembicaraan trilateral yang melibatkan Amerika Serikat (AS), Arab Saudi dan Israel. Sejumlah syarat dan permintaan pun diungkapkan oleh Palestina jika normalisasi tersebut terjadi.

Dikutip dari BBC, Palestina meminta peningkatan dana ratusan juta dolar dan lebih banyak kontrol di daerah pendudukan Tepi Barat.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi pada Pemimpin Paramiliter Sudan atas Pelanggaran HAM

Pejabat dari Otoritas Palestina (PA) telah mengadakan pembicaraan dengan Arab Saudi di Riyadh, Rabu (6/9/2023). Mereka dilaporkan juga akan bertemu dengan pejabat AS terkait permintaan itu.

Pihak AS memang sejak lama berusaha mendorong untuk normalisasi Israel-Arab Saudi.

Perjanjian ini dilaporkan bakal ditanggung Washington dan akan mencakup kesepakatan keamanan besar yang ingin dicapai Saudi dengan AS.

Namun, prospek perjanjian semacam itu menghadapi hambatan besar dan masih jauh untuk terjadi.

Gedung Putih pun berusaha untuk meredam rumor mengenai bakal tercapainya normalisasi Irsael-Arab Saudi.

“Kami tidak mengharapkan adanya pengumuman atau terobosan dalam waktu dekat,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, Selasa (5/9).

Namun, mengingat ruang untuk penyelarasan kembali hubungan berseharah di Timur Tengah, terdapat spekulasi yang berlanjut mengenai kerangka kesepakatan apa pun.

Setiap kesepakatan normalisasi Irsael-Arab Saudi diperkirtakan bakal kontroversial.

Arab Saudi disebut juga meminta AS menggaransi persenjataan canggih milik negara adidaya itu jika mereka mengakui Israel.

Baca Juga: Kemlu Ungkap Bentrok Perguruan Silat Indonesia di Taiwan Ternyata Bukan yang Pertama Kali Terjadi

Termasuk di dalamnya program nuklir sipil di negara yang kaya dengan uranium tersebut.

Israel juga akan mendapatkan keuntungan dari perdagangan dan pertahanan dengan negara kuat di Teluk Arab.

Serta integrasi bersejarah lainnya yang selalu diupayakan di kawasan ini sebagai tindak lanjut dari kesepakatan normalisasi Arab lainnya yang ditengahi pada 2020.

Arab Saudi sebagai pemimpin dunia Islam dan Arab hingga saat ini tak mengakui Israel secara resmi sejak pembentukannya pada 1948.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC


TERBARU