> >

Rakyat Armenia Ngamuk Pemberontak Menyerah ke Azerbaijan di Nagorno-Karabakh

Kompas dunia | 21 September 2023, 14:39 WIB
Azerbaijan menguasai sepenuhnya wilayah Nagorno-Karabakh yang memberontak hari Rabu, (20/9/2023) setelah pasukan pemberontak lokal Armenia setuju untuk menyerah dan meletakkan senjata menyusul pecahnya pertempuran terbaru dalam konflik separatis yang sudah berlangsung puluhan tahun. (Sumber: AP Photo)

YEREVAN, KOMPAS.TV - Menyerahnya pemberontak etnis Armenia di Nagorno-Karakabah dengan Pemerintah Azerbaijan membuat rakyat Armenia mengamuk.

Ribuan orang melakukan demontrasi atas kekecewaan terhadap bagaimana Pemerintah Armenia bersikap atas krisis di Nagorno-Karabakh di Yerevan, Rabu (20/9/2023).

Sebelumnya Azerbaijan menegaskan telah mengembalikan kedaulatannya atas wilayah tersebut, setelah serangan militer selama 24 jam.

Para pemberontak etnis Armenia di Nagorno-Karabakh akhirnya memutuskan menyerah, setelah sembilan bulan blokade yang efektif dan tak adanya bantuan terhadap mereka dari Armenia.

Baca Juga: Azerbaijan Kuasai Penuh Nagorno-Karabakh Usai Pasukan Pemberontak Lokal Armenia Menyerah

Pejabat Armenia mengungkapkan 32 orang terbunuh, termasuk tujuh warha sipil dan 200 orang lainnya terluka.

Namun menurut Pejabat Hak Asasi Manusa (HAM) separatis Armenia mengungkapkan setidaknya 200 orang terbunuh dan 400 orang lainnya.

Klaim Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev terkait kedaulatan negaranya di Nargono dan Karabakah, membuat rakyat Armenia menuduh pemerintahnya gagal melindungi etnis Armenia di wilayah itu.

Para demonstran menyerukan agar Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan untuk mengundurkan diri.

Dikutip dari BBC, Kamis (21/9/2023), mereka menyebut Pemerintahan Pashinyan terlalu banyak memberikan kelonggaran pada pertempuran di Nagorno-Karabakh.

 

Selain itu juga hanya sedikit sekali membantu etnik Armenia yang berada di sana selama tiga dekade.

Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan.

Tetapi selama tiga dekade terakhir ditempati dan dikontrol oleh etnis Armenia.

Gambar dari Yerevan memperlihatkan polisi menggunakan peralatan kerusuhan saat terjadinya keributan setelah para demonstran melempari batu ke gedung pemerintahan.

Sedangkan beberapa orang lainnya mengibarkan bendera dan poster pada aksi damai.

Sementara beberapa orang lainnya cedera dan berlumuran darah.

Baca Juga: Dua Jenderal Senior Rusia Keliling Menggalang Afrika Usai Tewasnya Bos Wagner Yevgeny Prigozhin

“Otoritas kita telah meninggalkan Artsakh,” ujar politikus opsisi Avetik Chalabyan kepada massa demonstran.

Artsakh merupakan nama Armenia untuk Karabakh.

“Musuh ada di depan pintu kita. Kita harus mengubah kebijakan nasional,” tuturnya.

Sementara itu, anggota parlemen lainnya menyerupakan prosedur pemakzulan agar dilakukan kepada Pashinyan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC


TERBARU