> >

Situasi Makin Menegangkan Usai Hizbullah Tembaki Kamera Pengintai Israel di Perbatasan Lebanon

Kompas dunia | 17 Oktober 2023, 14:18 WIB
Peluru artileri Israel meledak diatas rumah warga Lebanon. Kelompok Hizbullah Lebanon yang disokong Iran hari Senin, (16/10/2023), mengumumkan mereka memulai penghancuran kamera pengawas di beberapa pos militer Israel di sepanjang perbatasan Lebanon seiring meningkatnya ketegangan pasca-pecahnya perang Israel-Hamas. (Sumber: AP Photo)

BEIRUT, KOMPAS.TV - Kelompok Hizbullah Lebanon yang disokong Iran hari Senin, (16/10/2023), mengumumkan mereka memulai penghancuran kamera pengawas di beberapa pos militer Israel di sepanjang perbatasan Lebanon seiring meningkatnya ketegangan pasca-pecahnya perang Israel-Hamas.

Media militer milik Hizbullah atau Hezbollah merilis video yang menunjukkan penembak jitu mereka menembak dan menghancurkan kamera pengawas yang ditempatkan di lima titik sepanjang perbatasan Lebanon-Israel, termasuk satu di luar kota Israel Metula, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Selasa, (17/10/2023).

Kelompok militan ini tampaknya ingin mencegah tentara Israel memantau pergerakan di sisi Lebanon dari perbatasan setelah beberapa hari tembak menembak yang menewaskan tujuh orang, termasuk empat kombatan Hizbullah di sisi Lebanon.

Sejak serangan pada 7 Oktober oleh kelompok Hamas di selatan Israel yang menewaskan lebih dari 1.400 warga sipil dan tentara Israel, ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel. Kombatan Hizbullah menembakkan rudal anti-tank ke posisi tentara Israel dan tentara Israel mengebom daerah perbatasan di sisi Lebanon.

Israel dan Hizbullah adalah musuh bebuyutan yang pernah berperang selama sebulan pada musim panas tahun 2006. Israel menganggap kelompok Syiah yang didukung oleh Iran ini sebagai ancaman terberat saat ini, dengan perkiraan bahwa Hizbullah punya sekitar 150.000 roket dan peluru yang ditujukan ke Israel.

Ada kekhawatiran Hizbullah yang didukung Iran ikut campur dalam perang dengan Israel. Pada awal bulan ini, Presiden AS Joe Biden memperingatkan pihak lain di Timur Tengah untuk tidak ikut-ikutan dalam konflik ini dan mengirimkan dua gugus tempur kapal induk, USS Gerald R. Ford dan USS Dwight D. Eisenhower ke wilayah tersebut serta berjanji mendukung penuh Israel.

Legislator Hizbullah, Hassan Fadlallah, hari Minggu mengatakan kelompoknya siap untuk segala kemungkinan dan menambahkan, "kami tidak ingin mengungkapkan langkah selanjutnya." Dia mengatakan langkah selanjutnya oleh Hizbullah "terkait dengan apa yang terjadi di Gaza."

Baca Juga: Penampakan Tank Israel Berjejer di Perbatasan Lebanon

Kelompok Hizbullah Lebanon yang disokong Iran hari Senin, (16/10/2023), mengumumkan mereka memulai penghancuran kamera pengawas di beberapa pos militer Israel di sepanjang perbatasan Lebanon seiring meningkatnya ketegangan pasca-pecahnya perang Israel-Hamas. (Sumber: AP Photo)

Diplomat Prancis hari Senin mengatakan situasi tegang di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel "mengkhawatirkan dan berbahaya" serta mengimbau semua pihak menahan diri, setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Pelaksana Najib Mikati, Ketua Parlemen Nabih Berri, dan Jenderal Joseph Aoun.

"Kami berada di sini untuk menguatkan hubungan dan dukungan kami kepada Lebanon dan mengatakan, tidak dapat diterima bagi pihak atau kelompok mana pun untuk tergelincir ke dalam perang atau apa yang terjadi di Gaza," kata Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna dalam konferensi pers di Residen Pine Kedutaan Besar Prancis di Beirut.

Kantor Mikati dalam pernyataan setelah pertemuan dengan Colonna mengatakan dia mendukung proposal Mesir untuk mengadakan pertemuan pemimpin Arab dan negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk menemukan solusi guna mencegah eskalasi perang yang sejauh ini menewaskan ribuan warga Palestina dan Israel.

"Saya meninggalkan wilayah ini dengan keyakinan bahwa pusaran yang mengancamnya dapat dihindari melalui tindakan yang kooperatif dan tegas," kata Colonna.

Mikati mengatakan pemerintah yang lumpuh secara politis di negara itu telah berupaya keras untuk meredakan ketegangan di sepanjang perbatasan selatannya dengan Israel dan menghindari agar negara kecil ini tidak terlibat dalam perang baru.

Pada awal hari Senin, militer Israel memerintahkan penduduk yang tinggal di 28 komunitas di dekat perbatasan Lebanon untuk dievakuasi. Perintah militer ini memengaruhi komunitas yang berjarak dua kilometer dari perbatasan.

Hizbullah mengatakan peningkatan serangan adalah peringatan dan tidak berarti kelompok ini telah memutuskan untuk perang.

 

Organisasi Kesehatan Dunia WHO hari Senin mengumumkan mereka mengirimkan dua gelombang perlengkapan medis ke Beirut dalam persiapan menghadapi eskalasi potensial di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU