> >

Raja Yordania Minta Macron Hentikan Israel Serang Gaza: jika Tidak, akan Ada Ledakan di Timur Tengah

Kompas dunia | 26 Oktober 2023, 01:30 WIB
Raja Yordania Abdullah II hari Rabu, (25/10/2023) mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron agar menyuruh Israel mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza karena itu adalah kebutuhan mendesak. Ia memperingatkan, jika tidak, bisa terjadi ledakan di Timur Tengah yang lebih luas. (Sumber: AP Photo)

AMMAN, KOMPAS.TV - Raja Yordania Abdullah II mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron agar menyuruh Israel mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza karena itu adalah kebutuhan mendesak, Rabu (25/10/2023). Jika tidak, ia memperingatkan, bisa terjadi 'ledakan' di Timur Tengah yang lebih luas.

Dalam pernyataan dari istana kerajaan, Raja Abdullah II mengatakan kepada Macron bahwa Israel harus ditekan oleh kekuatan global untuk menghentikan kampanye pengeboman yang tak kenal henti di Gaza yang dikuasai Hamas dan mengakhiri pengepungan daerah padat penduduk yang dihuni oleh 2,3 juta warga Palestina.

Kementerian kesehatan Gaza hari Rabu mengatakan setidaknya 6.546 warga Palestina, termasuk 2.704 anak-anak, tewas akibat dibunuh serangan udara Israel sejak serangan Hamas lintas perbatasan ke Israel yang menewaskan 1.400 warga Israel, terutama warga sipil.

Macron, yang tiba di Amman setelah mengadakan pembicaraan pada hari Selasa dengan pemimpin Israel dan Palestina, mendiskusikan dengan Abdullah cara-cara untuk mengakhiri konflik berdasarkan solusi dua negara yang menyatukan negara Palestina dengan Israel.

Kekuatan dunia menyatakan mendukung solusi dua negara untuk kemerdekaan Palestina di wilayah yang diduduki Israel, meskipun negosiasi yang difasilitasi oleh AS menuju tujuan tersebut mampet selama hampir satu dekade, dan kekerasan antara Israel dan Palestina semakin memburuk.

"Terus berlanjutnya perang (di Gaza) akan menyebabkan ledakan situasi di wilayah ini," kata Raja Abdullah II kepada Macron, mencerminkan kekhawatiran di antara para pemimpin regional bahwa perang tersebut bisa meluas jauh di luar Gaza.

Di Israel, Macron memperingatkan tentang risiko konflik lebih luas di Timur Tengah dan juga mengatakan bahwa perlawanan terhadap Hamas "harus tanpa ampun namun tidak tanpa aturan", mengacu pada kematian dan penderitaan warga sipil di Gaza yang terkepung.

Konflik tersebut telah membangkitkan kembali kekhawatiran lama di Yordania, yang menjadi rumah bagi sebagian besar pengungsi Palestina dan keturunannya, bahwa konflik yang lebih luas bisa mendorong Israel mengusir massal penduduk Palestina dari Tepi Barat yang diduduki. Israel menarik diri dari Gaza pada tahun 2005 setelah pendudukan selama 38 tahun.

Baca Juga: Ini Alasan Mesir dan Yordania di KTT Mesir Dengan Keras Menolak Pengungsi dari Gaza, Bikin Terharu

Raja Yordania Abdullah II hari Rabu, (25/10/2023) mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron agar menyuruh Israel mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza karena itu adalah kebutuhan mendesak dan memperingatkan jika tidak, bisa terjadi ledakan di Timur Tengah yang lebih luas. (Sumber: AP Photo)

"Kami menentang upaya apa pun oleh Israel untuk menciptakan eksodus warga Palestina atau mengusir penduduk Gaza secara internal," kata Raja Abdullah, menurut pernyataan istana kerajaan tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU